Showing posts with label Meracau. Show all posts
Showing posts with label Meracau. Show all posts

That's All Folks

punten meracau dikit

Dear old friend, is it worth it to sacrifice our 6-years-friendship with what you did to me (and maybe to all of us). I had been considering you as one of my family. But now, it's all over..

How could you be such a pathetic, imbecile person..


Image was taken from here

In memorian, GHK (2006-2012)

Transportasi Umum vs. Kendaraan Irit

Beberapa waktu belakangan ini marak wacana tentang rencana pemerintah melakukan pembatasan BBM bersubsidi pada 1 April 2012. Oke, post kali ini tidak akan membahas tentang kebijakan tersebut, melainkan dampak dari kebijakan tersebut.




Untuk mengatasi hilangnya BBM bersubsidi, banyak orang berlomba-lomba menciptakan inovasi kendaraan yang irit BBM. Seperti yang gw lihat tadi pagi di tvOne, dosen dan mahasiswa Universitas Nasional berhasil membuat prototype mobil yang sangat irit, 1 liter untuk 117 km *cmiiw*. Gw sangat mengapresiasi inovasi cerdas dari anak bangsa seperti ini.

Tapi yang agak salah arah, menurut gw pembatasan penjualan BBM bersubsidi ini bukannya untuk menciptakan kendaraan lain yang bisa pake BBM non-subsidi tapi sangat irit, melainkan:
  1. Pengalihan pengguna kendaraan pribadi yang menggunakan BBM bersubsidi ke kendaraan umum, atau
  2. Pengalihan pengguna kendaraan pribadi yang menggunakan BBM bersubsidi jadi menggunakan BBM non-subsidi, sehingga "hukum alam" berlaku.

Coba bayangkan, kalau dimasa depan, kendaraan bisa mencapai tingkat efisiensi seperti prototype Universitas Nasional diatas, pastinya semua orang akan cenderung menggunakan kendaraan pribadi seperti itu dibandingkan kendaraan umum. Dan bisa dipastikan Jakarta akan semakin tidak bergerak.

Untuk isu keramahan terhadap lingkungan dan kesinambungan energi, gw sangat setuju riset kendaraan yang efisien untuk terus dijalankan. Namun alangkah baiknya kalau kajian dan implementasi revitalisasi kendaraan umum (terutama di Jakarta) untuk juga lebih ditingkatkan.

Gw sudah bisa menarik pendapat gw dulu tentang commuter line yang bisa menarik lebih banyak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadinya (walaupun pelaksanaannya masih banyak cacatnya). Alangkah baiknya kalau bukan hanya kereta listrik yang mengalami perbaikan sistem, tapi juga bus dalam kota selain busway.

Mungkin dengan dilakukan nasionalisasi perusahaan bus atau angkot, atau subsidi terhadap suku cadang dan pajak bagi pengusaha transportasi yang tidak memenuhi standar pelayanan minimum.

Selamat Tahun Baru 2012



Selamat tahun baru 2012. Semoga capaian yang belum tercapai di tahun sebelumnya bisa tercapai di tahun 2012.

Kaleidoskop 2011

Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2011. Dalam beberapa jam, seluruh kalender di rumah ini akan diganti kalender baru. Mengulang tradisi yang telah gw lakukan pada hari yang sama tahun lalu, gw akan sedikit merekap momen-momen penting yang pernah gw alami pada tahun 2011 ini.


Source: http://bit.ly/ta3Dd3


Januari


Februari

  • The start of something new. Berkantor di Sekretariat DAK Bappenas, Wisma Bakrie 2.
  • Farewell gw dan Prio di Segarra Ancol, disaat beberapa orang mulai bertransformasi menjadi OPB (On Party Basis). Makan sore sampe malem seharga 1,2 juta dengan rasa makanan bak pepsoden.
  • 7 Februari: Ultah Papa dan ultah febri. Febri dirampok mentraktir di Sushi Tei Plaza Indonesia.
  • Rumah di Jambi dijual. Dua weekend berturut-turut pulang ke Jambi untuk terakhir kalinya.
  • Papa mama pindah permanen ke Depok. Alhamdulillah.


Maret

  • Bersama para OPB Nonton Nusa Silang Budaya, choirnya Swares. Lokasi: Goethe Institute, Menteng.
  • Mengunjungi Room for Dine punya Nia di Bogor.
  • 11 Maret: Ultah Mama dan Ronsi. Ronsi traktiran di Pizza Hut Djakarta Teater, kemudian dilanjutkan dengan ritual.
  • Sakit hati gak lolos Eiffel Scholarship
  • 29 Maret: Ultah kumkum, traktiran di Hong Kong café.
  • Pemindahan asset rumah Jambi, beli rumah Narasoma hanya dalam hitungan hari.


April


Mei

  • Workshop IELTS selama 5 hari di IDP Kuningan bersama Isa dan Qisha.
  • Trilateral meeting di Aston Rasuna.
  • Tes IELTS kedua di Pondok Indah. Hasil tidak terlalu menyenangkan. Writing oh writing..
  • Sebuah mimpi jadi kenyataan: sebuah MacBook White menjadi milik gw.
  • Tim SekDAK outing rapat keluar kota pertama: Aston Marina, Dago Pakar, Bandung.
  • Lolos seleksi pertama BGF, wawancara di SCAC menteng.


Juni

  • Long weekend yang luar biasa: Bandung bersama keluarga, Universal Studios Singapore bersama GHK.
  • Lolos BGF. Walaupun dengan sedikit kekecewaan akibat kebodohan sendiri. Tapi tetep Alhamdulillah..
  • 8 Juni: Ulang tahun pernikahan Papa dan Mama yang ke 31.
  • Nikahan Mbak Diah di Gedung Wanita Tangerang.
  • Makan siang OPB di Warung Lekko, menyambut kedatangan Kiki dan Agnes, sekaligus farewell Rhita.
  • Farewell Tio di Sushi Tei Senayan City. Entah kenapa tiba-tiba dari ruangan sebelah ada segerombolan Piggies yang lagi makan sushi juga.


Juli

  • Pertama kalinya menjejakkan kaki di bumi Celebes. Perjalanan hingga ke teluk Bone dan Trans Studio Makassar.
  • Pernikahan Mbak Adit di Sasono Utomo TMII.
  • Farewell para sahabat bersama sahabat: Isa, Qisha, Mete, Riri. Tujuan kawah putih dan Trans Studio Bandung.
  • 20 Juli: Happy birthday Me.. Traktiran di Sushi Tei Pondok Indah dan dapet sweater (lagi), hehehe..
  • Dapet kado ultah dari BCA: HP Nexian touch.
  • Melepaskan KGSP dan memutuskan untuk mengambil BGF


Agustus

  • Farewell Arman di Demang Resto Sarinah.
  • Meja di sebelah gw di kantor akhirnya terisi oleh si Aria.
  • Presentasi hasil studi evaluasi tahap 1 di hotel Sheraton Bandung.
  • Buka puasa bersama IE 2005, lagi-lagi di Urban Kitchen Pacific Place. Dilanjutkan dengan ngopi di Coffee Bean FX dan McD STC Senayan.
  • Buka puasa bersama Dit. Otda Bappenas di Marche Grand Indonesia.
  • Buka puasa bersama OPB LPEM dan pertemuan kembali dengan Anggita dan Rima yang baru pulang. Lokasi: Warung Lekko Grand Indonesia.
  • Akikahan anaknya Caca, dilanjutkan dengan ngumpul di KFC Lenteng Agung.
  • Idul Fitri terakhir berempat. Shalat Ied mengikuti kalender Muhammadiyah di Lapangan Kukusan Depok.


September


Oktober

  • Pertama kali dalam hidup: Kehilangan Handphone. Blackberry Odin dicopet di kopaja P20.
  • Sebuah mimpi jadi kenyataan: sebuah iPhone 4 menjadi pengganti si Odin. Pembelian di emax Plaza Semanggi.
  • Beli pengganti Odin (lagi): Blackberry Curve 9250 di Ambasador.
  • Liburan impulsif ke Bali bersama Kakak tercinta. Disaat yang sama Bali diguncang gempa 6,8 skala richter.
  • Lolos beasiswa New Zealand.
  • Dapet teman baru dari Philipina.
  • Jalan-jalan bersama keluarga: Jalan pagi di Ancol, seaworld for the first time, lanjut Bogor.


November


Desember

  • Nonton Teater UI (A Midsummer's Night Dream) di TIM bersama keluarga tercinta.
  • Karaoke OPB (tapi gak banyak yang dateng) menyambut kedatangan Agnes (lagi) di Inul Pasfest.
  • 16 Desember: Ultang tahun Mete, traktiran menyusul beberapa hari kemudian di Sushi Tei Plaza Indonesia, diikuti dengan insiden penampakan di foto pada saat itu.
  • 18-12-2011: Ulang tahun sekaligus pernikahan Kakak. Saat dimana sedih dan haru jadi satu. Love you Sis..
  • Farewell Riri di Kitchenette Plaza Indonesia.
  • 30 Desember: hari terakhir kerja di Bappenas. Farewell gw dan Mbak Diah di Inul Pasfest. Many thanks Tim SekDAK Bappenas. Salah satu tim terbaik dalam hidup gw.
  • 31 Desember: gw menulis Kaleidoskop ini. Happy New Year lads..

"Scholarship Hunter" is My Middle Name

Berhubung banyaknya request dari beberapa rekan tentang bagaimana perjuangan gw dalam mencari beasiswa (brb muntah), berikut gw coba share sedikit pengalaman gw. Gw belum menjalani S2 nya, tapi setidaknya gw punya beberapa pengalaman yang bisa ditarik manfaatnya bagi yang sama-sama melakukan pencarian beasiswa :">



From Hero to Zero to Private

Bulan Agustus 2009 gw lulus S1, gw sudah bertekad mau melanjutkan S2 di bidang ekonomi dan dengan skema pembiayaan beasiswa. Untuk menjalankan tekad tersebut, gw berniat untuk tidak bekerja dan mempersiapkan berbagai keperluan terkait.

Lulus dengan predikat cumlaude dari salah satu universitas ternama di Indonesia dan puluhan pengalaman dan kegiatan semasa kuliah membuat gw pongah kalau gw akan dengan mudahnya dapet beasiswa tanpa harus punya pengalaman kerja professional.

Hingga akhir Desember 2009 gw masih terlena dengan santainya kehidupan. Gw masih menyibukkan diri dengan ngasdos dan ikut proyek kecil-kecilan untuk nambah uang saku. Bahkan gw masih sempet backpackingan ke lima negara di Asia selama dua minggu. Ceritanya dapat dilihat dalam postingan ini.

Selama periode tersebut, gw mengumpulkan beberapa surat rekomendasi. Orang-orang yang gw pilih diantaranya adalah Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti sebagai dosen yang gw asistenkan di mata kuliah Perekonomian Indonesia (tak lupa gw tambahkan embel-embel former minister for economic coordination), Prof. Suahasil Nazara sebagai dosen gw di kelas ekonomi regional dan pemberi kerja gw sebagai asisten dosen, dan Ibu Dr. Lana Soelistianingsih sebagai dosen senior dan pembimbing skripsi gw.

Satu bulan setelah kelulusan, bersama Banyu dan Isa, gw sempet daftar ADS walau hanya dengan ITP pas-pasan sebesar 570. Dengan persiapan seadanya, sudah barang pasti gw gagal di ADS tahun tersebut.

Pada pertengahan Januari 2010 gw baru ikut test IELTS. Keputusan ini pun juga karena ikut-ikutan Anggita. Tanggal 10 Januari 2010, tanpa persiapan berarti (gw hanya beli buku IELTS preparation dari Gramedia) gw mengikuti tes di IDP Pondok Indah. Alhamdulillah hasil yang keluar 13 hari berikutnya tidak terlalu mengecewakan. Overall band score 6,5. Cukup bagus untuk orang yang tidak persiapan sama sekali. Tapi sayangnya writing gw Cuma 5,5. Memang gw selalu punya masalah dalam menulis, baik dalam bahasa Indonesia apalagi bahasa inggris.

Berbekal surat rekomendasi dan IELTS, gw langsung mendaftar di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Gw juga mendaftar skema beasiswanya. Gw lolos seleksi berkas dan ikut seleksi ujian tertulis dan interview di hotel Sari Pan Pacific Jakarta. Sayang sekali gw gagal di tes kedua tersebut.

Selanjutnya gw mendaftar ke beberapa sekolah di Eropa. Kenapa? Karena beberapa skema beasiswa meminta Letter of Acceptance (LoA) sebagai salah satu dokumen yang harus dilengkapi. Beberapa sekolah tersebut berlokasi di Belanda yaitu University of Tilburg, University of Groningen, dan Universiteit Van Amsterdam. Empat sekolah lainnya berlokasi di Inggris yaitu University of Manchester, University of St. Andrews (sekolahnya Prince William), University of Edinburgh, dan University of Strathclyde. Pemilihan sekolah-sekolah tersebut diantaranya karena mereka tidak mensyaratkan IELTS dengan “no band less than 6” dan tidak minta GRE. Alhamdulillah gw diterima di seluruh universitas tersebut, Cuma di University of Manchester gw diterima dengan conditional harus ikut semacam kursus bahasa karena writing gw 5,5.

Seluruh berkas dikirim secara langsung ke universitas-universitas tersebut. Ada cara yang efisien yang gw tempuh waktu itu. Gw (dan anggita) mengirimkan seluruh berkas yang sudah siap kirim dalam satu amplop besar ke alamatnya Caca. Kebetulan waktu itu Caca lagi S2 di University of Groningen. Tarif yang harus kita bayarkan adalah sekitar IDR700.000 (bagi dua sama Anggita). Dari belanda, caca mendistribusikan ke tujuh universitas di Eropa tersebut. Total biaya terutang ke Caca cuma sekitar IDR 360.000. Jadi total gw cuma kena sekitar IDR 700.000. Jauh lebih murah dibandingkan kalau gw harus kirim dokumen ke tujuh alamat yang berbeda di Eropa.

Setelah menerima LoA dari seluruh universitas tersebut, pada triwulan pertama 2010 gw mulai melamar beasiswa Stuned (pemerintah belanda). Gw mengapply sebagai asdos FEUI dengan pengalaman mengajar sekitar dua tahun (satu tahun setelah kelulusan). Selanjutnya juga gw mendaftar Fulbright dengan pengalaman kerja yang sama (Fulbright adalah satu-satunya skema beasiswa dan institusi yang gw daftar di Amerika Serikat. Gw, hingga kini, sangat tidak tertarik untuk belajar di AS). Gw gagal di kedua skema tersebut.

Pada triwulan kedua dan ketiga 2010, gw mulai kalap mendaftar beasiswa. Dimulai dari ADS (lagi), Erasmus Mundus (program Medeg), Huygens, NFP, KDI school of public policy Korea, DAAD, ADS, VLIR Belgia dan Eiffel Scholarship, dll. Pada saat itu gw mendaftar sebagai staf pengajar FEUI dan staf peneliti di LPEM FEUI. Dan semua usaha gw tersebut masih menemui jalan buntu.

Yang sedikit menyakitkan adalah kegagalan kedua di ADS. Pada ADS kali ini gw mendaftar dengan sertifikasi bahasa internasional (IELTS) dan dari jalur public. Artinya gw masuk dari lembaga milik negara. Gw masuk sebagai peneliti dan pengajar dari Universitas Indonesia, lengkap dengan surat rekomendasi dari Dekan FEUI dan Rektor UI. Tapi sayangnya bahkan seleksi berkas pun gw tidak lolos.

Memasuki tahun 2011, gw mulai bekerja sebagai staf Direktorat Otonomi Daerah Bappenas. Gw bukanlah orang yang segitu kepengennya untuk jadi pegawai negeri. Menerima tawaran bekerja di institusi pemerintah adalah salah satu manuver gw untuk mendapatkan beasiswa. Karena pekerja di institusi pemerintahan cukup menarik bagi para pemberi beasiswa. Dan hal tersebut cukup terbukti.

Awal tahun 2011, gw dihubungi oleh orang dari KDI School of Public Policy Korea yang menawarkan untuk memberikan gw rekomendasi untuk ikut serta di Korean Government Scholarship Program (KGSP 2011). Secara udah panik nggak kunjung dapet beasiswa, gw menerima tawaran tersebut. Di aplikasinya, selain sebagai staf pengajar dan staf peneliti di FEUI, gw menambahkan pekerjaan sebagai staf di Bappenas.

Kembali pada triwulan pertama dan kedua tahun 2011 gw kembali mendaftar di beberapa skema beasiswa:

  • Chevening (pendaftaran online, LoA lebih disukai walaupun tidak menjadi persyaratan)
  • Stuned (harus ada LoA, gw masukin LoA dari University of Groningen, tapi harus ada pernyataan dari Badan Kepegawaian Nasional kalau mau masuk sebagai kandidat dari kementerian; Seluruh dokumen dikirim ke kantor Nuffic Nesso di Gatot Subroto)
  • Fulbright (tidak harus ada LoA; surat rekomendasi menggunakan form khusus dan harus dikirim langsung oleh pemberi rekomendasi; Seluruh dokumen dikirim ke kantor Aminef di kawasan Sudirman)
  • Beasiswa Unggulan Calon Dosen (harus ada LoA, gw masukin LoA dari University of Southampton; harus ada surat perjanjian kerja dari rektor; Seluruh dokumen dikirim ke Ditjen Dikti di kawasan Senayan)
  • BGF (ada LoA lebih disukai, gw masukin LoA dari University of Rennes 1 Perancis; Seluruh dokumen dikirim ke SCAC di Menteng)
  • New Zealand (tidak perlu LoA, gw pilih University of Auckland sebagai pilihan pertama; seluruh dokumen termasuk akta kelahiran harus ditranslate kedalam bahasa inggris dan dilegalisir oleh notaris; Seluruh dokumen dikirim ke kedutaan besar NZ di kawasan Senayan)
  • Dan beberapa beasiswa lainnya.

Sebagai persiapan, pada tanggal 7 Mei 2011, gw, Isa, dan Qisha ikut test IELTS lagi di tempat yang sama. Bedanya kali ini kita ikut workshop selama 5 hari sebelum test dimulai. Sayangnya hasil yang keluar untuk gw tidak terlalu mengesankan. Writing tetap pada posisi 5,5 walaupun overall band naik menjadi 7.

Setelah dua tahun, akhirnya perjuangan gw berbuah manis. Setelah melewati beberapa kali seleksi (termasuk wawancara via telpon dari korea dan tes kesehatan) di KGSP, untuk pertama kalinya gw lolos beasiswa tersebut dan siap berangkat pada bulan Juli 2011. Kondisi yang harus gw lalui adalah kursus bahasa korea di Hankuk University di Seoul selama setahun, dilanjutkan dengan program S2 selama 2 tahun di KDI School of Public Policy.

Tidak lama setelah melewati proses wawancara, gw pun kembali lolos di program BGF, untuk program yang dimulai September 2012. Kenapa 2012 amat ya? Ternyata gw melakukan kesalahan pada saat wawancara, gw dengan sotoynya bilang kalau uang sekolah gw adalah EUR 11.000 per tahun. Angka tersebut cuma asal sebut aja karena di Belanda uang sekolah per tahun kurang lebih segitu. Waktu wawancara, ketiga pewawancara segitu terkejutnya ngedenger tuition fee gw. Ternyata oh ternyata, Pemerintah Perancis mensubsidi universitas negeri dan faktanya adalah tuition fee untuk University of Rennes 1 hanyalah EUR 400 per tahun. No wonder mereka segitu kagetnya.

Tuition fee tersebut jauh diluar kemampuan BGF, makanya mereka memberikan opsi ke gw untuk berangkat tahun berikutnya, dan pindah ke university yang lebih murah dengan bahasa pengantar bahasa perancis. Selama satu tahun sebelum keberangkatan, mereka akan membiayain kursus bahasa prancis gw.

Walaupun gw sudah mengakui kesalahan tersebut dan melakukan klarifikasi, sekaligus memohon-mohon untuk bisa diberangkatkan tahun 2011, mereka sudah terlanjur memilih 4 orang yang akan berangkat tahun 2011 dan mereka tidak punya kemampuan lebih untuk memberangkatkan tambahan satu orang. Jadi gw harus bersabar selama satu tahun lagi.

Gw mulai bimbang dihadapkan dengan pilihan antara Korea dan Perancis. Korea memberangkatkan gw lebih cepat, tapi ranking sekolah tidak terlalu bagus dan jalan-jalan tidak terlalu fenomenal. Sedangkan Perancis mengharuskan gw bersabar satu tahun lagi, tapi dengan ranking sekolah yang tidak terlalu jelek dan jalan-jalan yang sangat gw idam-idamkan selama ini.

Akhirnya setelah berbagai macam pertimbangan, gw harus melepas Korea dan bersabar satu tahun lagi untuk berangkat ke Perancis.



Gw gagal di Beasiswa Unggulan Calon Dosen simply karena suatu alasan konyol: BERKAS GW HILANG. No comment..!!

Karena gw sudah mendapatkan kepastian beasiswa ke Perancis, akhrinya gw memutuskan untuk tidak mendaftar DAAD dan ADS untuk tahun ini.

Sekitar bulan Oktober akhir, gw mendapatkan kabar kalau gw kembali lolos beasiswa pemerintah New Zealand yang gw apply pada bulan April. Cukup lama sehingga gw sempat berasumsi kalau gw gak lolos beasiswa tersebut. Gw lolos beasiswa dan juga lolos di program Master of Art in Economics, University of Auckland. Selain itu gw juga dipersiapkan untuk berangkat pada akhir Desember 2011 atau awal Januari 2012 karena gw harus mengikuti persiapan bahasa selama 6 bulan di Auckland, Graduate Diploma (setara bachelor) selama satu tahun dari Juli 2012 hingga Juni 2013 karena mereka tidak mengakui lulusan dari Universitas Indonesia, dan program master selama satu tahun dari Juli 2013 hingga Juni 2014. Mengingat jalan-jalannya Cuma bakal sekitar NZ atau Australia, seharusnya itu menjadi pilihan mudah antara NZ atau Perancis. Tapi fakta kalau University of Auckland terutama School of Economicsnya berada pada peringkat 40 dunia, dan University of Rennes 1 berada pada peringkat 220 dunia, semuanya menjadi sangat sulit.

Setelah berminggu-minggu memikirkan antara mana yang akan gw ambil, NZ atau Perancis, akhirnya (setidaknya hingga saat ini) gw memilih Perancis dan lagi-lagi harus melepaskan satu kesempatan beasiswa ke New Zealand.

Hingga hari ini (27 Desember 2011), gw masih memantapkan diri untuk menunggu 8 bulan menuju University of Rennes 1 sambil tidak lupa mempersiapkan aplikasi Chevening yang akan memasuki deadline pada 15 Januari 2012 nanti. Mohon doanya agar gw bisa kembali lolos di Chevening sehingga gw bisa mewujudkan mimpi gw dari kecil untuk bisa kuliah di Inggris, tepatnya di University of Southampton. Amin.


Noteworthy

Dari beberapa pengalaman gw mendaftar beasiswa tersebut, ada sedikit kesimpulan yang bisa gw bagi kepada para scholarship seeker.

  1. Buat yang masih kuliah, maksimalkan IPK. Klise memang, tapi bagaimanapun IPK tetap memegang peran penting dalam sebuah kriteria pemilihan seseorang untuk menjadi pemenang beasiswa. IPK adalah satu-satunya alat bagi juri untuk menilai prestasi akademis kita semasa kuliah.
  2. Buat yang juga masih kuliah, jangan kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang. Pengalaman organisasi, apalagi yang berhubungan dengan seni dan kegiatan sosial akan sangat-sangat menjadi nilai tambah dalam sebuah aplikasi beasiswa.
  3. Kalau IPK sudah terlanjur tidak bisa ditolong, coba dikompensasi dengan nilai sertifikasi lain. Usahakan sertifikasi bahasa internasional (IELTS atau TOEFL IBT) sudah ditangan dengan nilai minimal 6,5 untuk IELTS (no band less than 6) dan IBT 100. Kalau bisa punya GRE akan lebih baik lagi.
  4. Reference letter. Usahakan punya dari tiga sumber: Profesor (atau setidaknya dosen yang sudah Ph.D) yang pernah mengajar kita secara langsung, pembimbing skripsi, dan bos di tempat kita kerja sekarang.
  5. Motivation letter/personal statement. Beneran deh, ini adalah hal yang paling penting dalam sebuah aplikasi. Jangan sepelekan sama sekali. Tunjukkan kalau jurusan studi yang kita tuju sangat relevan dengan program studi yang kita ambil di jenjang pendidikan sebelumnya, relevan dengan pekerjaan kita saat ini, dan relevan bagi pembangunan Indonesia secara konkrit (browsing dulu silabus dari program studi yang kita tuju). Selain itu, tunjukkan juga kalau program studi yang kita tuju akan berpengaruh terhadap peningkatan karir kita di tempat kerja saat ini, dan kita pasti akan kembali ke Indonesia setelah lulus dari program studi yang kita tuju di luar negeri, ada perjanjian kerja (re-employment) akan jauh lebih menarik. Gampangnya, gw akan membagi periode hidup gw setelah lulus S2 menjadi tiga periode: jangka pendek (kurang dari 3 tahun: gw akan kembali ke kantor saat ini), jangka menengah (antara 3-5 tahun: gw akan melanjutkan studi ke tingkat doktoral), dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun: gw akan membuka perusahaan konsultan sendiri atau jadi staf ahli di kementerian anu).
  6. Thesis proposal. Walaupun tidak semua program meminta adanya thesis proposal, adanya dokumen ini dalam aplikasi akan sangat menarik. Yang paling mudah temanya adalah kelanjutan dari skripsi. Dan kita harus punya argument tentang pentingnya aplikasi thesis tersebut di Indonesia. Perkara nantinya pas tesis beneran ganti tema sih gak masalah. Yang penting lolos beasiswanya dulu aja.
  7. Pengalaman kerja. Walaupun tidak semua beasiswa meminta adanya pengalaman kerja, tapi secara de facto pengalaman kerja adalah hal yang sangat menentukan. Gw sudah menjalani perjuangan mencari beasiswa tanpa pengalaman kerja professional dan hasilnya adalah nol besar. Pengalaman kerja selama 2 tahun setelah kelulusan adalah hal yang paling moderat. Jika IPK tidak terlalu menonjol, coba cari pekerjaan yang unik dan berdampak langsung kepada komunitas sosial. Entah bekerja di kementerian, atau jadi guru sekalipun.

Sekian sedikit sharing pengalaman gw dalam berjuang mencari beasiswa. Pastinya banyak orang yang jauh lebih sukses dalam memperoleh beasiswa, dan sekolah dan beasiswa yang lebih berkualitas daripada yang gw dapet. Tapi setidaknya ini yang gw alami. Semoga bermanfaat bagi yang membaca. Good luck..!!

REVERSAL

REVERSE..!! REVERSE..!!





*how labil I am..

Wa E Wa E O

Pernah liat video klipnya Yovie and His Friends yang Wa E Wa E O (Kita Bisa)? Kalau belum pernah lihat, bisa ditonton di Youtube.

Video tersebut intinya ingin mengobarkan semangat para atlet Indonesia yang akan berjuang di Sea Games 2011 yang akan berlangsung di Indonesia. Intinya KITA BISA..!!

Lirik lagu tersebut adalah sebagai berikut:


Wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o

Wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o


Aku di sini kau di sana, tak menghalangi jiwa kita

Dalam hangatnya sang mentari satukan jiwa dan hati

Berpegang tangan dalam mimpi yang sama

Dan tunjukkan kepada dunia


Kita bisa, kita pasti bisa

Kita akan raih bintang-bintang

Kita bisa jadi yang terdepan

Bersatu bersama dalam satu irama

Terbang meraih kejayaan, kita bisa!


Wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o


Menang kalah bukan masalah

Persahabatanlah yang terhebat

Senyuman hangat takkan terlupakan

Dan tunjukkan kepada dunia


Kita bisa, kita pasti bisa

Kita akan raih bintang-bintang

Kita bisa jadi yang terdepan

Bersatu bersama dalam satu irama

Terbang meraih kejayaan, kita bisa!


Kita bisa, kita pasti bisa

Kita akan raih bintang-bintang

Kita bisa jadi yang terdepan


Kita bisa, kita pasti bisa

Kita akan raih bintang-bintang

Kita bisa jadi yang terdepan


Bersatu bersama dalam satu irama

Terbang meraih kejayaan, kita bisa!


Wae wa e o, wae wa e o


Menurut pendapat gw, lagu dan video klip tersebut ditujukan hanya untuk mengobarkan semangat para atlet dari Indonesia, tanpa ada niatan turut mengobarkan semangat atlet dari negara lain. Tapi ada yang aneh dari salah satu scene dari video klip tersebut.

Kenapa ada bendera negara tersebut ya?? Apakah anak tersebut bajunya ketuker??



Bendera Singapura?? Mungkinkah youtube di komputer gw salah?? hahaha..

Galau H-2

H-2 Keputusan akbar, insyaallah semakin memantapkan hati menuju:

Ingenio et Labore

Bismillah..

Super Random di Tengah Malam

Trending topic di TL gw malem mini membahas anak FEUI angkatan 2009 yang meninggal dua hari yang lalu karena kecelakaan.

Jadi teringat sama harapan gw dulu (dan mungkin masih) dimana gw berharap gw “berakhir” di sebuah kecelakaan mobil atau pesawat, alih-alih karena sakit.

Kenapa? Karena gw ngerasa gw akan nyusahin orang kalo gw sakit. Biaya rumah sakit, obat, dll. Sedangkan kalau karena penyebab diatas, mungkin akan lebih menyakitkan buat yang ditinggal, tapi akan membebankan biaya yang jauh lebih murah.

Tapi harapan gw tersebut sangat bersyarat: gw berharap gw lagi nyetir sendirian, atau gw sendirian di penerbangan tersebut tanpa ada keluarga gw sama sekali.

Awkward? Maybe..

Anyway, semoga ketika waktunya tiba, gw sudah siap dengan amal ibadah sebagai amunisi untuk mendobrak pintu surga, hehehe.. amin..

Khotbah Jumat


Barusan khotbah Jumat mengusung tema tentang pamrih dalam beribadah. Intinya banyak manusia yang beribadah bukan karena kebutuhan dan kecintaan terhadap Allah SWT. tetapi lebih karena ingin mendapatkan pahala atau sedang punya keinginan.

Tapi ada satu kalimat dari khotbah tersebut yang IMHO agak-agak rancu bila tidak dicerna terlebih dahulu. Khatib mengatakan: "Allah sangat suka mendengar rintihan hambanya di tengah malam, oleh karena itu Allah memberikan cobaan yang berat kepada hamba tersebut".

Hmm.. gw bisa mengerti maksudnya. Maksud si khatib tersebut adalah: jangan berpikir kalau kita diberi cobaan yang berat, artinya Allah benci sama kita, malah kebalikannya. CMIIW. Tapi gw agak khawatir sama jemaah yang kurang mencerna kalimat tersebut sehingga mengartikan sebagai berikut: "Allah kenapa tega banget ya, mendingan gw gak usah dicintai kalau gitu, gak akan dikasih cobaan berat kan?".

Mungkin ada baiknya kalau kalimat di khotbah tersebut diparafrase seperti ini: "Jika kita mendapatkan cobaan yang berat, jangan menyerah, itu merupakan bukti bahwa Allah mencintai kita, sehingga Dia rindu akan suara doa rintihan kita di malam hari". Mungkin lebih mudah dicerna. IMHO.

#NP: Daniel Powter



This might be the worst day ever in my life..

God help me please..


Sayonara KRL Ekspress

Per 2 Juli 2011, seluruh KRL Jabodetabek berhenti di setiap stasiun.


Konsekuensi dari kebijakan ini adalah: Harga tiket ekonomi AC (rute Depok-Jakarta pp.) naik dari Rp5,5k menjadi Rp7,5k.

Oke, beberapa kritik tentang kebijakan ini:
  1. Dengan bertambahnya armada ekonomi AC yang merupakan pengalihan dari KRL ekspres, harusnya supply meningkat. Dengan asumsi jumlah demand tetap, secara teori harga harusnya turun. Kok harga tiket Ekonomi AC malah naik?? Tanya kenapa.
  2. Dari kacamata pengguna ekonomi AC, mereka akan worse-off karena mereka menghadapi harga tiket yang lebih mahal. Dari kacamata pengguna ekspres, mereka juga worse-off karena waktu tempuh mereka jadi dua kali hingga tiga kali lebih lama dari biasanya. Di sisi lain, pengguna ekonomi biasa tidak tersentuh kesejahteraannya. Jadi target dari kebijakan ini siapa?? Tanya kenapa.
  3. Para pengguna KRL ekspres adalah orang-orang yang willingness to pay untuk waktu sangat tinggi. Artinya mereka rela untuk bayar mahal asal bisa sampai tujuan dengan cepat, mereka tidak butuh harga murah. KRL ekspres bagi orang-orang ini adalah barang yang inelastis hampir sempurna. Secara teori, untuk barang inelastis, kebijakan maksimasi profit yang tepat adalah meningkatkan harga. Tapi tenapa kebijakannya malah barang itu dihilangkan?? Tanya kenapa.
  4. Kalau alasan mereka supaya tidak ada keterlambatan jadwal kereta atau saling mendahului, itu mah karena PT. KAI aja kurang capable dalam mengatur dan menjalankan jadwal kereta. Bukan karena ada KRL ekspres.

I (May) Love Monday

Berbekal pengalaman minggu lalu, gw sampai pada kesimpulan sebagai berikut..

Dua minggu lalu adalah long weekend yang penuh dengan liburan untuk gw, dimana gw memaksimalkan liburan gw pol banget sampai-sampai gw baru pulang hari senin pagi (dari bandara langsung ke kantor).



Walhasil kinerja gw di hari Senin itu sangat tidak baik, dimana gw masih sangat denial kalau hari itu adalah Senin. Kenapa? karena otak gw belum sempat beradaptasi dari suasana liburan ke suasana kerja. Ditambah lagi kondisi fisik masih sangat lelah sepulang dari liburan.


Berbeda dengan pagi ini. Minggu lalu juga merupakan long weekend buat gw, karena kebetulan hari Kamis dan Jumat gw sakit dan tidak masuk kantor. Walhasil pagi ini gw masuk kantor dengan pikiran ringan dan (lumayan) siap kerja. Kenapa? karena gw sudah merasa cukup refreshed untuk tidak memikirkan pekerjaan selama beberapa hari.

Dari kedua kasus tersebut, bisa kita ambil jalan tengah. Lebih baik kita liburan pol-polan dari hari Jumat malam hingga maksimal hari Minggu jam 11an. Catat kalau hari Jumat jam pulang kantor adalah puncak euforia tertinggi dari sebuah weekend, jadinya kita akan mendapatkan utilitas tertinggi dari sebuah liburan. Ketika kita pulang ke rumah hari Minggu jam 11an, kita masih bisa tidur siang untuk mengembalikan kesegaran dan sore hingga malam otak kita bisa mulai beradaptasi untuk mulai bekerja keesokan harinya.



Sekian.

Happy Monday Everyone..

Happy Three Friends

Alkisah tiga sahabat..

Dulu saling berkeluh kesah di kantin fakultas..

Membahas cita dan angan bersama..

Jaman-jaman ngomongin orang tiada akhir..

Mencoba berbagai kesempatan yang ada, yang sepertinya belum berkenan menyambangi mereka bertiga..

Test sertifikasi bahasa bersama..

Berada di ujung asa bersama..



And now, the devil's circle has came to an end..

We are pursuing our own destiny..

This is our turn..

Good luck fellas..

Hope we will re-unite out there..

It is a pride to be part of your life..

And having y'll in my life is priceless..



For my bests: MI & QQ

Another Half-opened Door, Bismillah


One door has already been three-quarterly opened.. Alhamdulillah..

yet..

Dear Allah, is it wrong if I ask you to open my other half-opened door.. Please help me ya Allah..
Amin..
Bismillah..




Praise the Lord


April 29th, 2010

Is going to be one of the most memorable day in my history. Thank you Allah, thank you for this miracle..
Alhamdulillah..

Keep Left

Halo, pasti semua orang sudah pernah dengar yang namanya eskalator ya? atau bahkan eskalator sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita di kantor dan berbagai gedung multi lantai.

Banyak orang (tepatnya orang dari negara berkembang) masih belum memahami satu etiket sederhana dalam menggunakan eskalator, khususnya eskalator di tempat-tempat strategis seperti stasiun, bandara, kantor, dll. Etiket tersebut adalah untuk tetap berdiri di sisi kiri eskalator.


Kenapa kita harus berdiri di sisi kiri alias "keep left"? karena dengan berdiri di sisi kiri, kita bisa memberikan kesempatan untuk orang yang ingin berjalan di sisi kanan eskalator untuk mendahului kita, misal karena terburu-buru. Ingat, dilarang mendahului dari sebelah kiri, ribet juga kan kalo harus mendahului zig-zag sambil ngedrift, hehehe..

Coba bayangkan ketika anda baru masuk stasiun sudirman, anda belum beli tiket, tiba-tiba ada pengumuman kalau kereta anda sudah masuk alias tersedia di peron keberangkatan. Ketika anda terburu-buru membeli tiket dan akan turun ke peron keberangkatan dengan menggunakan eskalator, tiba-tiba ada pasangan yang dengan kurang tau dirinya berdiri bersebelahan di eskalator, dan tiba-tiba kereta anda keburu berangkat karena anda tidak bisa mendahului si pasangan tersebut. Gondok kan?

Makanya demi rasa saling menghormati kepentingan orang lain, ketika anda menggunakan eskalator: KEEP LEFT..

*mungkin untuk kasus mall atau hotel atau tempat-tempat hiburan dimana potensi orang untuk terburu-buru sangat rendah yaaaa... gak masalah lah berdiri berdampingan..

Reuni SD Papandayan 2 Bogor

Berawal dari diskusi di BBM grup, hari Sabtu, 23 April 2011 kemarin menjadi salah satu hari yang paling menyenangkan, karena gw bisa bertemu dengan temen-temen SD gw yang sudah terpisah selama 13 tahun. Akhirnya bertempat di Sagoo Resto Botani Square Bogor, kami kembali berjumpa.


Tidak terlalu banyak perubahan di muka, hanya ukuran tubuh dan suara yang berubah..


Dhani: Temen yang pertama gw kenal sewaktu gw pindah ke SD Papandayan 2 tahun 1995. Waktu itu rumah kita sempet deketan. Berangkat sekolah bareng, pulang juga bareng. Terakhir ketemu waktu lulus SMA, ketemu di kereta waktu gw lagi sibuk-sibuk OPK di UI.

Dhita: Dulu lumayan sering main bareng. Satu geng sama Shara dan Winny. Dari dulu sampe sekarang masih gak berubah, dengan setelan rambut sepunggung dan kulit putih. Terakhir ketemu pas lulusan SD.


Yandi: Setelah gw pindah ke Indraprasta tahun 1996, Yandi (dan Vidhan) adalah temen pulang gw kalau naik angkot 08. Lumayan sering main bareng. Terakhir ketemu pas lulusan SD.

Cici: Salah satu geng dari Radita, Puput, Cici, tipikal anak gaul pas SD. Lumayan sering main juga, dan sering berantem juga, hehehe.. Terakhir ketemu juga pas lulusan SD.


Faisal: Waktu SD agak beda peer. Tapi secara gw pernah tinggal di Bantarjati selama setahun, which is jadi tetangganya dia juga, otomatis juga jadi sering berangkat dan pulang sekolah bareng. Terakhir ketemu juga pas lulusan SD.


Untung: Sama seperti Faisal, lumayan deket karena gw pernah tinggal di Bantarjati. Dia juga pernah main ke rumah gw yang di Indraprasta. Yang gw gak bisa lupa dari seorang Untung adalah kepolosan dan keceplosannya. "Euh.. Jelema..!!" hahaha.. kata-kata itu kemarin muncul lagi. Gw juga terkhir ketemu Untung waktu lulusan SD.


Imam (dan ceweknya): Nah ini dia sohib gw. Temen sebangku gw. Imam pindah ke SD Papandayan 2 waktu kelas 5 setelah ibunya wafat. Mukanya gak berubah, cuma badannya udah kayak balon sekarang. Dulu sering banget pulang bareng jalan kaki. Terakhir ketemu pas SMA, gw pernah lewat di depan SMA dia (MAN 2 Bogor) dan papasan.


Destri: Si tomboy yang sekarang udah beranak. Rumahnya di Palayu. Dulu salah satu squad angkot 08 yang sering bareng sama Devia juga. Terakhir ketemu pas lulusan SD.

Sebenernya ada lagi Ega, Egi, Shara, dan Winny yang gak sempet kefoto. Si kembar Ega dan Egi juga adalah sohib gw. Egi duduk sebangku sama gw dan Ega sebangku sama Imam pas kelas 6. rumah mereka juga deket sama rumah gw yang di Indraprasta, jadi sering banget pulang bareng. Terakhir ketemu mereka juga pas lulusan SD.

Rencana berikutnya adalah cucurakan sebelum puasa tanggal 24 Juli 2011 mendatang. Semoga yang datang bisa lebih banyak lagi. Amin.

Lomography

Pernah dengar LOMO? kalau anda penyuka seni fotografi pasti tidak asing lagi mendengar kata tersebut. LOMO sendiri merupakan singkatan dari Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Penggabungan Mekanis Optik Leningrad). Nama tersebut merupakan sebuah pabrik lensa yang berada di St. Petersburg, Rusia. Pabrik tersebut memproduksi lensa untuk alat-alat kesehatan seperti lensa mikroskop, alat-alat persenjataan, dan lensa kamera.

Kamera LOMO


Kamera lomografi masih menggunakan film gulung sehingga disebut sebagai fotografi analog sedangkan fotografi modern sudah menggunakan teknologi digital dalam pengambilan gambar maupun pengolahannya.


Hasil gambar kamera LOMO


Gw belum punya kamera Lomo, tapi gw menyukai hasil-hasil dari kamera Lomo. Artistik dan unik. Seringkali bikin penasaran seperti apakah hasilnya nanti. Tapi beberapa kali pula hasilnya belum seperti yang dibayangkan, karena objek utamanya tidak tertangkap, buram, dll.

Berangkat dari pengalaman tersebut, yang agak gw bingungkan adalah: kenapa untuk menghasilkan satu efek gambar, kita harus sedikit repot untuk membeli satu kamera ya? Bukankah sekarang sudah ada software photo editing semacem Adobe Photoshop dll.

Sampai saat ini gw masih berpikir kalau kamera digital biasa lebih optimal, karena selain bisa mengabadikan momen dengan menghasilkan gambar asli, kita juga masih bisa me-retouch gambar tersebut dengan efek yang kita suka dengan photoshop. Tidak seperti kalau kita menggunakan kamera Lomo, yang mana foto hasilnya tidak bisa di-restore ke gambar normalnya. CMIIW.

Tapi kalau dilihat dari kacamata seni, Lomo memang patut mendapatkan tempat di mata peminatnya.


Sumber: wikipedia

(again) Singapore and Kuala Lumpur Part 4

Delapan bulan yang lalu kami membeli tiket AirAsia seharga IDR10.000, and now, here we are..


Di depan gerbang Singapore Botanic Garden


Papa dan Mama makan es potong di belakang Fullerton Hotel


Lagi ada pameran Merlion Hotel, jadinya si merlion tak terlihat


Grassland Bus, rute Singapura ke Kuala Lumpur


Traders Hotel by Shangri-La, difoto dari pintu belakang Suriah KLCC


Room 2003: Deluxe Twin Tower View


Pemandangan dari kamar hotel, Sempurna..!!!


Hop-on Hop-off Bus


Perayaan Orang India di Pasar Seni, Kuala Lumpur


Gerbang Istana Sultan Malaysia


National Mosque of Malaysia


Merdeka Square


Kuala Lumpur International Airport, bersiap bertolak ke Jakarta


KLM KL809, Boeing 777-300, tujuan Jakarta