Kamis Kelabu - Rest in Peace, Mate

Kamis 6 Januari 2010 sekitar jam 10 malam, gw sudah bersiap menutup hari yang cukup melelahkan setelah seharian berkegiatan. Lampu dimatikan, naik ke kasur, dilanjutkan dengan rutinitas terakhir menyetel alarm untuk bangun besok subuh.

Disaat sedang menyetel alarm tersebut, masuklah IM di BBM grup IE2005 dari Tio. Bagai gerhana matahari di malam hari, BBM tersebut memberitahukan kalau salah seorang sahabat kami, Novy Farah Margono telah berpulang ke rahmatullah. Innalillahiwainnailaihirajiun.

Sedikit flashback menyeruak setelah membaca BBM tersebut. Farah adalah seorang yang tidak pernah macem-macem di IE05, lugu, polos, apa adanya.

Pertama kali gw ketemu dia di kelas OBM disaat gw jadi maba. Dia orang pertama yang gw kenal di IE 2005. Selanjutnya disaat OBM, gw, farah, dan itang selalu makan siang bareng. Karena kita sama-sama belum punya temen waktu itu. Kelompok OBM pun sering bareng.

Kuliah tingkat awal kita sering sekelas. Secara NPM kita deketan. Gw Muhammad, dan dia Novy. Tapi di kegiatan kemahasiswaan, sepertinya gw hampir tidak pernah bekerja sama dengan dia.

Beberapa percakapan yang bisa gw inget diantaranya waktu jaman OPK angkatan 2007, gw sama dia lagi ngeliatin maba-maba yang lagi sesi mentor di SC. Dia pernah bilang: “Gw jadi inget dua tahun lalu kita jadi maba. Gw suka nginget kejadian-kejadian seminggu lalu, sebulan lalu, setahun lalu..”

Suatu hari di kelas juga dia pernah cerita kalau di rumahnya kehabisan kapas, jadinya dia gak bisa cuci muka.

Pernah juga di semester akhir kuliah dia pernah nanya apakah pembimbingnya (yang jadi dosen regional gw) pernah menyindir dia di depan kelas karena dia pernah gak bisa jawab pertanyaan yang simple.

Farah merayakan kelulusan di hari yang sama dengan kelulusan gw. 17 Juli 2009. Disaat makara mendadak waterbom.

Gak terlalu banyak momen gw ketemu dengan farah setelah kelulusan. Mungkin terakhir gw ketemu dengan Farah waktu pernikahan Isa. Gw rasa dia gak datang waktu pernikahan Caca.

Ah, mungkin gw gak terlalu banyak kenangan bersama Farah. Tapi tetep aja gw ngerasa kehilangan seorang saudara, teman satu angkatan satu jurusan, Ilmu Ekonomi 2005.

Tidak lama setelah BBM tio ke BBM grup, gw langsung berkoordinasi dengan gita, ronsi, mete, tio, maber, dll. Kita mau langsung ngelayat ke rumah duka di daerah cimanggis.

Disaat yang sama, twitter, facebook, status BBM, dll banjir ungkapan duka atas kepergian Farah. Ah Far, andaikan lu bisa ngeliat semua itu..

Jam setengah satu pagi seluruh peserta layat berkumpul di depan Gundar. Ada gw, ronsi, gita, mete, maber, rani, ir, tio, rhita, ira, oya. Sementara di meeting point pertigaan juanda ada qisha, gewe, isa, riri, ida, kentung, dan arman.

Sampe rumah duka sekitar jam satu pagi. Jenazah belum datang. Kita ketemu dengan Rimong yang dengan setia menunggu mobil jenazah datang di ujung jalan.

Pukul setengah dua mobil yang membawa jenazah tiba di rumah duka. Suasana jadi hectic dan penuh duka. Ibu dan bapaknya farah tidak kuasa menahan duka.

Jam dua mulai dibacakan yasin dan berbagai doa, disaat yang sama hujan turun. Seolah bumi turut berduka atas kepergian seorang sahabat.

Jam setengah tiga para pelayat dipersilahkan masuk. Untuk terakhir kalinya gw melihat jasad Novy Farah Margono yang sudah beristirahat untuk selamanya. Selamat jalan kawan. Tidak ada lagi penderitaan dunia untukmu. Semoga diterima amal ibadahmu.

Satu hal yang sedikit jadi penyesalan. 12 Desember 2010.