WEBSITE YANG HARUS DI BANNED:

Facebook (biang keladi)

Yahoo messanger

Blogger

Ekonomi Regional = Teori Rumah Tangga

Kemaren pas kuliah Ekonomi Regional, dosen gw Suahasil Nazara ngajarin tentang modelling dalam ekonomi regional. Salah satu modelnya namanya export-based model, dimana suatu perekonomian region itu dibentuk oleh 2 jenis sektor, yaitu sektor basis (sektor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi region tersebut secara langsung, yang ditentukan secara eksogen oleh region lain) dan sektor non-basis (sektor yang mendukung keberlangsungan sektor basis tersebut, yang ditentukan secara endogen oleh region tersebut).

Contoh yang dia kasih adalah kalo misalnya di tembagapura sektor basisnya adalah kegiatan tambang, yang dijual ke region lain, jadinya tergantung kepada pendapatan region lain. Sedangkan contoh sektor non-basis adalah seperti rumah makan, tukang cukur, angkot, dll di tembagapura yang secara langsung dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi di dalam tembagapura itu sendiri.

Cukup teori regionalnya, bukan itu yang pengen gw bahas kali ini.

Yang menarik waktu itu si bapak sempet ngomong: “Sektor basis itu gak akan bisa berkembang kalo dia gak didukung oleh sektor non-basis, bakal frustasi dia, dan region tersebut harus mengimpor dukungan dari region lain”. Hmm.. dari situ gw ngeliat korelasi (lagi) antara ekonomi dan kehidupan manusia sehari2.

Analogi dalam kehidupan sehari2, dikerucutkan ke kehidupan rumah tangga atau sejenisnya, kalau satu pihak (baca: sektor basis) yang dianalogiin sebagai suami, gak didukung oleh pendukungnya (baca: sektor non-basis) yang gw analogiin sebagai istri, maka keluarga itu bakal jadi frustasi, dan butuh impor dari pihak lain, atau bisa dibaca sebagai selingkuh, hehe..

Terbukti kalo emang ekonomi itu indah karena ekonomi itu bisa menjelaskan semua fenomena yang terjadi di muka bumi ini (Sri Mulyani, 2005). Sepakat bu..

Revisi Bab 1 Skripsi

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara-negara di dunia mengalami krisis mata uang (currency crises), sebagian besar diantaranya adalah negara-negara berkembang yang berada di Amerika Selatan dan Asia. Krisis mata uang secara umum diartikan sebagai tekanan terhadap nilai tukar dimana terjadinya perubahan nilai tukar yang lebih buruk dari nilai tukar yang sebelumnya sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan yang sangat jauh antara nilai tukar yang baru dan sebelumnya.

Faktor kunci dalam krisis nilai tukar adalah fundamental ekonomi. Teori ini, dikenal sebagai teori generasi pertama, the first generation speculative attack models, diperkenalkan oleh Krugman pada tahun 1979 dengan mengatakan bahwa krisis mata uang disebabkan oleh fundamental ekonomi yang buruk. Setelah dikembangkan lebih lanjut dikemukakan teori generasi kedua, second generation models, dengan self-fulfilling crises yang mengatakan bahwa krisis dapat muncul pada negara yang fundamentalnya baik apabila pengambil keputusan merasa biaya untuk mempertahankan nilai tukar jauh lebih besar dari manfaat yang akan diperoleh. Teori terakhir, generasi ketiga, dikenal sebagai contagion effect theory. Teori ini mengatakan krisis dapat menular dari negara satu ke negara lainnya melalui hubungan perdagangan (trade link) ataupun kesamaan fundamental ekonomi.

Salah satu krisis nilai tukar terbesar yang terjadi di Indonesia adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997. Terdapat beberapa pandangan mengenai penyebab krisis tersebut, terutama terbagi menjadi dua pandangan utama. Pandangan pertama diungkapkan oleh Krugman (1998) dan Miskhin (1999) yang berargumen bahwa penyebab utama krisis tersebut adalah kelemahan fundamental ekonomi dan kebijakan yang tidak konsisten. Pandangan kedua yang diungkapkan oleh Radelet dan Sachs (1998), Furman dan Stiglitz (1998) menyatakan bahwa akar permasalahan krisis di Asia Timur adalah pure contagion dan pasar yang tidak rasional. Sedangkan pendapat lain dari Corsetti, Pesenti dan Roubini (1998) serta Djiwandono (1999) mengambil jalan tengah dengan mengajukan argumen bahwa contangion dan kelemahan fundamental ekonomilah yang menyebabkan terjadinya krisis di Asia.

Dampak yang paling signifikan dari krisis 1997 tersebut adalah depresiasi nilai rupiah dari sekitar Rp2.200 per dolar Amerika Serikat, hingga mencapai titik terendahnya sekitar Rp20.000 per dolar Amerika Serikat. Depresiasi rupiah mengakibatkan perbankan mengalami kolaps akibat ketidakmampuan sektor swasta membayar utang-utang berdenominasi dollar yang mencapai US$68 miliar pada akhir 1997. Utang tersebut kebayakan disumbang oleh utang korporasi non-bank (US$54 miliar). Sektor swasta ini kemudian juga dibebani oleh tingginya suku bunga perbankan akibat tingginya inflasi. Besarnya beban sektor perbankan maupun sektor swasta membuat rasio NPL (nett) melonjak hingga 34,7% dan CAR jatuh hingga -15,7% pada tahun 1998. Krisis di pasar finansial kemudian diikuti oleh krisis ekonomi akibat karena sektor riil tidak mampu mendapatkan pembiayaan yang cukup dari perbankan. Jatuhnya grade investasi Indonesia juga membuat investasi asing langsung enggan masuk.

Selain krisis mata uang tahun 1997 tersebut, Indonesia saat ini dibayang-bayangi krisis finansial global yang dipicu karena adanya perlambatan ekonomi global setelah terjadinya krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Hal tersebut dikhawatirkan akan membawa dampak terhadap perekonomian Indonesia yang diawali dari krisis mata uang. Indonesia telah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dari 6,3% pada tahun 2007 menjadi 6,1% pada tahun 2008 dan diprediksi hanya sekitar 5% pada tahun 2009. Selain penurunan pertumbuhan tersebut, pada bulan Oktober 2008 rupiah terdepresiasi dari posisi awal di kisaran Rp9.000/US$ menjadi sekitar Rp11.000/US$ .

Dalam setiap periode krisis, kerugian yang diderita oleh suatu negara biasanya tidak kecil. Untuk periode krisis 1997, Bhattacharyay (1999) mengestikamsikan kerugian kotor yang diderita oleh suatu negara dalam setiap periode berkisar antara 9% dan 20% dari PDB. Sebagai bayangan, kerugian yang diderita Indonesia pada periode krisis mata uang tahun 1997 tersebut dilihat dari sektor perbankan memakan biaya pemulihan dan restrukturisasi hampir 45% dari PDB (Suta and Musa, 2003). Biaya yang ditimbulkan oleh krisis keuangan mempengaruhi cadangan devisa dan output secara signifikan. Berdasarkan data yang dikeluarkan IMF tahun 1997, pertumbuhan GDP riil Indonesia sebesar 4,6% dan di tahun 1998 pertumbuhan tersebut hanya mencapai -13,7% yang dapat diartikan bahwa Indonesia harus menanggung biaya krisis sebesar 9,1%.

Krisis ekonomi dapat dihindarkan jika pemerintah mampu membaca sinyal akan ternyadinya krisis sehingga dapat mengantisipasi terjadinya krisis dengan kebijakan-kebijakan yang relevan, misalnya Indonesia pada krisis periode 1997 dimana sinyal yang terjadi adalah neraca berjalan yang negatif, terjadinya ekspansi kredit besar-besaran dimana kebanyakan dari kredit tersebut digunakan untuk investasi jangka panjang, serta para investor yang mulai meninggalkan Indonesia.

Kaminsky, Lezondo, dan Reinhart (2000) menyatakan bahwa tidak ada krisis yang terjadi secara mendadak. Ancaman akan datangnya krisis dapat dideteksi dengan melihat pergerakan indikator-indikator ekonomi baik mikro (posisi neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan uang beredar) maupun melalui indikator-indikator makro (indikator perbankan, pasar modal, dan sektor riil). Krisis yang dialami oleh Indonesia dan negara-negara lain pun tidak terjadi secara mendadak. Oleh karena itu sangat relevan apabila dibangun sebuah metode peringatan dini (early warning system) dalam sebuah perekonomian sebagai alat penangkap sinyal-sinyal terjadinya gangguan terhadap perekonomian tersebut. Dengan demikian, penanganan yang tepat terhadap gangguan tersebut dapat mencegah terjadinya sebuah krisis dalam perekonomian tersebut dan biaya kerugian yang terjadi dapat diminimalisir.

Pengembangan model Early Warning System mulai banyak dilakukan setelah terjadinya krisis di tahun 1990-an. IMF dan ADB secara jelas menyatakan bahwa dibutukannya suatu perangkat early warning system untuk mendeteksi krisis secara dini. Sejak saat itu penelitian untuk menciptakan model early warning system mulai banyak dilakukan. Penelitian tersebut diantaranya adalah yang dilakukan oleh Kamisky, Lizordo, dan Reinhat yang telah mengembangkan leading indicator of currency crises (1998), Berg dan Patillo yang menggunakan model probit (1999), Goldman dan Sachs yang menggunakan model logit (1998), dan lain-lain.

Walaupun telah banyak metode yang dikembangkan untuk mengembangkan sebuah model yang dapat memberikan peringatan dini tersebut, masih belum banyak metode yang diterapkan dalam kasus Indonesia. Sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut kebanyakan menggunakan data negara-negara Eropa ataupun Amerika Selatan. Kalaupun terdapat penelitian dengan sampel Indonesia, penelitian tersebut menggunakan metode yang tidak aktual.

Adapun beberapa penelitian yang telah dikembangkan di Indonesia antara lain adalah leading indicator oleh Eric Alexander (2003), composite leading indicator oleh Tulus Tambunan (2002), dan lain-lain.

Wisata Kuliner di Bogor

Ya ampun, gw lupa satu pengalaman baru yang gw alami bulan januari kemaren belom dipost di blog ini.. Payah nih, pikun, yang ada cerita jalan2nya gak sesuai runtutan waktu deh. Tapi yasuw lah, daripada nggak sama sekali..

Jadi ceritanya 2 hari sebelom gw ke singapura, atau tepatnya hari kamis tanggal 15 Januari 2008, gw sama isa mewujudkan keinginan yang telah lama terpendam: ke bogor wisata kuliner dan naek motor. Lumayan terdengar gila emang ke bogor naek motor, bahkan orang2 rumah gw juga sampe bingung gw mau ke bogor naek motor, haha..

Ceritanya hari kamis pagi sekitar jam 8 si isa udah nyampe rumah gw ngejemput. Kita berdua pake motornya isa. Lanjut ngejemput riri di rumahnya di daerah juanda depok. Lanjut ngejemput ida, yang bakal dibonceng riri yang rumahnya gak terlalu jauh dari rumahnya riri. Tapi cukup terkejut begitu tau ada seorang akhwat aktivis simpatisan PKS ternyata baru bangun jam 9 pagi??!! (lebay deh lu). Jadinya kita terpaksa nunggu di depan rumahnya ida, dengan kekhawatiran keujanan karena mendung udah berat banget.

Jalan ke bogor lewat juanda terus ke jalan raya bogor sampe mentok ke bogor makan waktu sekitar 40 menitan. Luamayan juga buat bikin pantat makin seksi. Sampe bogor sekitar jam 10.15, kita langsung menuju taman kencana buat makan bubur ayam. Ini bubur ayam yang selalu gw sekeluarga beli tiap hari minggu waktu gw masih tinggal di bogor. Satu porsinya IDR5.000. Masih tetep enak pun kalo menurut gw gak seenak dulu.

Tujuan berikutnya makan bakso di daerah bangbarung, deket rumah gw dulu. Nama baksonya bakso Boboho. Baksonya bakso urat, yang kalo menurut gw lebih enak dibandingin bakso kotak di kukel. Yaiyalah, secara harganya hampir 2 kali lipet. Semangkok bakso seharga IDR9.000 dan es jeruk seharga IDR6.000.

Lanjut kita shalat dzuhur di mesjid raya (mesra). Tentu saja gak ada yang dimakan disini, hehe.. disini kita mulai bingung mau makan apa lagi. Akhirnya si ida menyarankan kalo kita makan risoles di boker (baca: botani square). Lanjutlah kita makan di boker yang jaraknya gak terlalu jauh dari mesra tersebut. Risoles mayonnaise dan keju kalo gak salah, satunya IDR5.000. Enak, tapi lumayan mahal untuk ukuran segitu, padahal gw sama isa cuman modal minta, hehe..

Makanan selanjutnya adalah makaroni panggang. Disitu kita cukup membuat malu karena berkali2 nanya sama mas2nya bedanya yang biasa dan yang super, dan selisih antara ukuran sedang dan besar, karena kita ingin mendapatkan utilitas terbesar dengan pengorbanan tertentu sesuai hukum ekonomi (atau lebih dikenal dengan gak mau rugi), hehe.. Jadinya kita beli makaroni panggang biasa ukuran sedeng seharga IDR45.000, lumayan enak, tapi gw lebih suka sama yang bikinan gw sendiri.

Abis dari makaroni panggang kita lanjut ke death by chocolate (DBC). Tempatnya juga gak terlalu jauh dari makaroni panggang, di daerah menuju ciremai ujung gitu. Disitu gw beli DBC, sejenis kue coklat berbentuk kuburan seharga IDR30.000 yang coklat bangettt!!! Enak!!! dibawa pulang buat oleh2.

Abis dari DBC kita shalat ashar di masjid agung di daerah pasar anyar. Sempet tidur2an bentar disini karena lumayan capek, dan si isa sempet boker (bukan singkatan –red) dulu.

Makanan berikutnya (buset!!) adalah somay di samping ngesti surya kencana. Ini somay favorit nyokap gw. Secara daerah orang cina, jadinya biasanya makanannya enak2, dan mahal2. Satu bijinya seharga IDR2.500, gw beli 3 biji. Ikannya berasa banget dan kuahnya gak kayak kuah2 standar.

Lanjut kita makan sate padang di depan kentucky baranang siang. Dulu gw sering banget beli sate ini, favoritnya bokap. Yang mantabnya dia pake daging has dalem, jadinya super empuk. Tapi entah kenapa rasanya gak seenak dulu, yang ini lebih hambar dan gak seempuk dulu. Rada kecewa udah ngeluarin IDR10.000 seporsinya.

Abis makan sate padang kita shalat magrib di masjid raya lagi. Sebenernya gw udah pengen muntah kekenyangan, dan gw kira bakal pulang abis itu, tapi ternyata...

Kita lanjut makan nasi goreng Guang Cho (kalo gak salah). Kita tau ada nasi goreng ini dari buku wisata kuliner yang ada di gramedia. Tempatnya ada di jalan pajajaran lewat dikit dari villa duta (sekitar sebrangnya jalan masuk ke kesatuan). Gw beli nasi goreng ayam seharga IDR16.000. Enak dengan ayam yang bertaburan, recommended lah. Tapi gw gak sanggup ngabisinnya, akhirnya separo dibungkus dibawa pulang.

Abis nasi goreng akhirnya kita pulang lewat jalan yang sama (jalan raya bogor) dengan waktu tempuh yang relatif sama, lengkap dengan deg2an gara2 si geblek bawa motor ngebut banget. Sampe depok sekitar jam 10 malem, langsung istirahat karena lusanya mau ke singapur, hore..

Kesimpulan: Kita makan 8 (DELAPAN) kali sehari *gak percaya? Itung aja kata yang gw bold merah diatas* dengan pengeluaran buat makan IDR128.500, belom termasuk parkir dll. Relatif murah untuk ukuran 8 (DELAPAN) kali makan.

Kol, Kopi, atau Telur

Secara gw belom jalan2 lagi dan belom ada topik yang menarik buat ditulis, dan daripada blog gw kosong tak terurus, mending gw copas email dari si fajri aja, lumayan inspiring kok, hehe..

Ada seorang anak yang mengeluh kepada bapaknya karena ia merasa kesulitan di lingkungan barunya. Lalu sang ayah bertanya kepada anaknya mengenai hal yang membuatnya merasa kesulitan, namun anak tersebut kesulitan untuk menjelaskan masalahnya..

Disaat menjelang makan malam, sang ayah mengajak anaknya ke dapur untuk menyiapkan makan malam, di dapur terdapat kembang kol, telur dan bubuk kopi. Sang ayah lalu menunjukan kembang kol kepada anaknya, "nak lihatlah kembang kol ini, keras dan kaku". Kemudian sang ayah merebus kembang kol tersebut, setelah selesai direbus sang ayah kembali menunjukan kembang kol tersebut dan berkata, "setelah direbus kembang kol ini berubah nak, jadi fleksibel dan lunak".

Lalu sang ayah menunjukkan sebutir telur ayam mentah, dan menunjukkan kepada anaknya tersebut, "nak lihatlah telur ini, terlihat keras tetapi didalamnya cair". Kemudian sang ayah merebus telur mentah tersebut. Setelah matang, sang ayah menunjukkan telur tersebut dan memecahannya, "nak lihatlah telur ini berubah menjadi keras setelah direbus".

Kemudian sang ayah menunjukkan bubuk kopi, dan menyuruh sang anak merasakan kopi tersebut, "nak bubuk kopi ini rasanya pahit kan?". Kemudian sang ayah merebus bubuk kopi tersebut dan setelah matang, "nak bubuk kopi ini dapat merubah air yang semula jernih menjadi hitam dan rasa air yg semula tak berasa menjadi berasa".

"Dapatkah kau menangkap sifat2 kopi, telor dan kembang kol itu nak?"

"Anggaplah air rebusan itu sebagai masalahmu, dari ketiga jenis bahan makanan tersebut, sifat yang mana yg kau inginkan?"

"Kol yang semula keras dan kaku berubah menjadi fleksibel dan lembut setelah mendapat masalah, atau telur yang terlihat rapuh berubah menjadi keras setelah menghadapi masalah, atau kopi yang awalnya hanya serbuk2 namun dapat merubah warna air tersebut menjadi hitam dan mengubah rasa air tersebut".

Apakah anda ketika menghadapi masalah?kol, telur atau kopi?

source: deltaFM

Refleksi diri di pagi buta

Udah dua setengah bulan ini gw pasang internet yang unlimited di rumah, niatnya sih biar mempermudah pengerjaan skripsi, karena bisa nyari bahan apapun disaat kapanpun kepikiran pengen nyari bahan tersebut. Tentu saja dengan kebutuhan leisure sampingan seperti facebooking, chatting, blogging, browsing, dll..

Tapi entah kenapa kayaknya perbandingan antara penggunaan terhadap pencarian bahan dan leisure tadi kontras banget di bagian leisure, artinya kenapa malah gw jadi sering buang2 waktu buat facebooking, chatting, dll. alih2 nyari bahan buat skripsi?? Hal ini terlihat dari perbandingan window yang terbuka yang teralokasikan buat bahan skripsi dan leisure, bisa 3:1, benar2 diluar harapan awal bbukan??

Banyak sih keluhan temen2 gw kalo facebook dkk itu bagaikan setan yang menjerumuskan orang ke jurang mudharat (baca: buang2 waktu). Tapi bahkan kita sendiri sering ngajakin chatting orang, ngetag2in orang, ngewall2in orang.. Berarti kita juga setan dong mendorong orang buat buang2 waktu di facebook dll? Haha..

Anyway, semua itu berbalik pada diri kita sendiri dong, secara kita dikasih akal, pikiran dan kemampuan untuk membagi waktu dengan baik. Cuman masalahnya adalah mau atau gak mau. Dan seringkali kita gak mau.

Gw nulis kayak gini bukan berarti gak mau ditag, diwall, diajak chatting, dll lho. Gw sangat mencintai kegiatan itu dan gw juga sering melakukan hal yang sama ke orang. Intinya sih gw cuman pengen ngingetin diri sendiri aja kalo gw harus mulai bikin prioritas dalam membagi waktu gw. Mending kalo bisa inget, biasanya mah lupa lagi. Contohnya sekarang, harusnya nyari jurnal buat ketemu Bu Lana besok malah blogging, hahaha...

Nice message

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tp carilah ibu bg anak-anak kita Janganlah mencari suami, tp carilah ayah bg anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa\'kan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan do'a mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tp jg semak belukar yg penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK.
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16.KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K (Ketaqwaan, Kasih sayang, Kesetiaan, Komunikasi dialogis, Keterbukaan, , Kejujuran, Kesabaran)


Semoga bisa diterpakan, bukan cuman jadi postingan sekedar postingan, amin..
sumber: dari emailnya ledot dari http://kaskus.us/showthread.php?t=1420061

Design Rumah Depok

Sedikit pamer design rumah yang udah gw rancang buat rumah barunya kakak gw di depok. Design rumah pertama yang bener2 dibangun, bukan hanya sekedar ngbangun di the sims, hehe..

Bikinnya pake corel draw X3 dan dengan bantuan visualisasi the sims. Terbukti kalo games juga bisa bermanfaat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari..

Ini rumah di daerah Kukusan Beji Depok, dengan luas tanah 129,6 meter persegi dan bangunan 48 meter persegi. Rumah sederhana dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 ruang multifungsi (bisa buat ruang tamu, keluarga, dan makan).

Grrr...

Dasar goblok.. kenapa sih selalu terlambat menyadari sesuatu dan terlambat untuk bertindak..