Super Hectic (jalan-jalan) di Bulan Juli - Part 1

Cerita ini sebenernya sudah lewat lebih dari sebulan yang lalu, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan..


Minggu pertama Juli

Tiba2 gw dan tim mendapatkan perintah untuk menjalankan studi evaluasi tahap pertama ke tiga daerah (Jambi, Jateng, dan Sulsel) yang merupakan pilot project di direktorat gw. Dan serunya gw seperti menjadi project officer secara de facto gitu. Jadilah gw bertanggungjawab untuk proyek puluhan juta tersebut.


Senin ,11 Juli 2011

Paginya gw dan tim masih disuruh ikut penelaahan RKA/KL di kementerian keuangan. Padahal rencana keberangkatan ke daerah adalah besokannya dan materi masih banyak yang belum selesai disiapkan.

Akhirnya sekitar jam 13.00an gw kembali ke kantor untuk menyiapkan materi dan akomodasi seperti tiket pesawat, rental mobil, dan hotel.

Gw dan lukman kebagian daerah di Sulawesi Selatan, dan sampai jam 19.00 gw masih belum dapat tiket untuk penerbangan esok hari, sedangkan tim lainnya tiketnya sudah issued.

Akhirnya dengan mencoba berbagai macam travel agent, sekitar pukul 20.00 gw dapet tiket Jakarta-Makassar untuk keesokan harinya pukul 22.45 dengan Batavia Air (tinggal 2 seat terakhir dari seluruh maskapai) dan Makassar-Jakarta tanggal 16 Juli siang dengan Garuda Indonesia.


Selasa, 12 Juli 2011

Paginya gw masih harus ngantor di LPEM dulu. Selesai LPEM gw langsung ke Bappenas ngurusin materi yang akan dibawa ke daerah dan bagi-bagi uang untuk keperluan selama di daerah.

Sekitar jam 15.00 gw pulang ke rumah untuk packing. Jam 18.30 setelah shalat magrib gw berangkat ke bandara. Gw naik ojeg ke stasiun UI, lanjut commuter line ke Gambir, dan nyambung Damri ke Soetha.

Sekitar jam 20.00 gw nyampe di Soetha terminal 1C, ketemuan sama si Lukman, cek-in, makan malam, shalat isya, nunggu keberangkatan di ruang tunggu C7.


(Terminal 1C Soetha di Tengah Malam)

Pesawat yang gw gunakan adalah pesawat tujuan Sorong yang transit di Makassar. Keberangkatan delay sekitar satu jam, dan baru take-off sekitar pukul 24.00.


Rabu, 13 Juli 2011

Penerbangan malam itu sungguh dingin. Secara gw pergi ke dataran rendah, gw melupakan jaket dan cuma pake batik lengan pendek. Alhasil jadilah gw menggigil selama 2,5 jam penerbangan.

Landing di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 03.00 WITA dan gw sunggu terkesima dengan bandara yang super keren itu. Menurut gw, seperti Changi versi kecil. Soekarno Hatta nggak ada apa-apanya deh.

Setalah ngambil bagasi, gw ketemu sama si supir yang membawa xenia sewaan yang sudah dipesan dari Jakarta kemarin.

Gw, lukman, dan si supir langsung menuju Watampone, ibukota kabupaten Bone. Perjalanan katanya memakan waktu sekitar 4 jam. Sebelum subuh, sebelum masuk jalan yang menembus gunung, kita berhenti di sebuah masjid untuk shalat subuh.

Perjalanan ternyata beneran lama banget, padahal jaraknya cuma sekitar 150km. Sekitar jam 08.00 kita sampe di Watampone dan langsung menuju Dinas Kelautan dan Perikanan untuk ketemu sama Kepala Dinas. Setelah wawancara sebentar, kita lanjut diantar menuju Pelabuhan Bajoe untuk site visit dan ketemu sama beberapa nelayan disana.


(Didepan Kantor Bupati Bone)

Dinas berikutnya adalah dinas PU. Disini kita mewawancarai kepala seksi Sumber Daya Air. Kita tidak sempat melakukan site visit karena lokasi proyeknya terlalu jauh dari kota Watampone.

Selanjutnya kita makan siang di warung Coto Makassar di pinggir jalan. Ini baru Coto Makassar asli dengan daging yang gak kira-kira banyaknya. Dengan jumlah daging seperti itu, harga Rp14.000,- relatif murah menurut gw.


(Coto Makassar)

Selanjutnya kita menuju Dinas Pertanian, dan dilanjutkan dengan site visit di kelompok pertanian di kecamatan Tanete Riattang Barat.

Selanjutnya sekitar pukul 16.00 kita shalat zuhur dan ashar di masjid raya Bone, untuk selanjutkan kembali ke kota Makassar.

Perjalanan sekitar 5 jam dengan istirahat di rest area di kawasan jalan poros watampone sungguh melelahkan. Kita tiba di kota Makassar sekitar pukul 21.00. Sempat diajak keliling kota sebentar sama si supir sekalian ngeliat daerah red districtnya kota Makassar: jalan nusantara.

Sekitar pukul 22.00 kita cek-in di Hotel Aryaduta Makassar, dengan kamar executive club nomor 1033 seharga Rp1.475.000 per malam yang sudah dibooking dari Jakarta. Kamar ini satu-satunya kamar yang masih kosong se-kota Makassar untuk tanggal tersebut.


(Hotel Aryaduta Makassar)

Setelah cek-in kita makan malam di restoran seafood “Lae Lae” di sekitar pantai Losari. Gw makan ikan (gak tau jenisnya) sayur pare, dan es teh manis, dengan total makan bertiga sekitar Rp100.000,- lumayan murah.


(Makan Malam di Restoran Lae-Lae)

Setelah makan kita kembali ke hotel untuk tidur.


Kamis, 14 Juli 2011

Seperti biasa kita bangun kesiangan. Jam 08.00 baru bangun, padahal janjian sama Dinas Kelautan dan Perikanan kota Makassar Jam 09.00.

Setelah mandi kita mau sarapan. Dikirain sarapan seperti biasa di restoran di bawah, ternyata karena kita nginep di Executive Club Room, jadilah kita sarapan di Executive club di lantai 10 yang disediakan khusus untuk tamu Executive club room.


(Resepsionis Executive Club)

Ruangan Club itu sunggu nyaman, dengan resepsionis pribadi, sofa, tv, Koran, dll. Emang enak ya jadi orang kaya, hahaha..

Setelah sarapan si supir udah nunggu di Lobi dan kita langsung menuju Dinas yang dituju. Setelah ketemu Kasie Perikanan dan Kasie Kelautan, kita melakukan site visit di pelabuhan Paotere Makassar. Sebelum ke pelabuhan tersebut, kita sempet menyambangi pantai Akkarena. Untuk masuk ke pantai ini harus bayar Rp10.000,- per orang, dan karena gw datengnya siang bolong (lengkap dengan celana bahan, sepatu pantofel, batik, dan bawa laptop) jadinya pantainya masih sangat sepi.

Setelah seluruh kegiatan selesai, kita menuju jalan somba opu untuk beli oleh-oleh. Makassar sepertinya tidak punya makanan khas yang bisa dijadikan oleh-oleh. Jadilah gw cuman beli beberapa penganan kurang penting dan beberapa sarung, plus songket bugis yang membuat tagihan gw mencapai 6 digit. Hahahaha..

Setelah belanja oleh-oleh kita makan siang Sop Konro Karebosi di dekat lapangan Karebosi. Asli satu porsi terdiri dari lima batang Iga. Pulang dari Makassar kolesterol gw naik secara eksponensial deh.

Setelah makan siang kita menuju masjid raya Makassar untuk shalat zuhur dan ashar, dilanjutkan ke kantor gubernur Sulawesi Selatan untuk foto di depan papan namanya. Ini ritual seperti biasa.


(Didepan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan)

Selesai foto-foto di depan kantor gubernur sekitar pukul 17.00, kita kembali ke hotel untuk istirahat. Di hotel kita sempet ikut tea party di executive club. Disini disediakan teh dan berbagai cemilan, plus cocktail bagi yang berminat. Gw cukup dengan teh hangat dan croissant aja.

Sekitar pukul 20.00 si supir kembali menjemput untuk keliling-keliling kota sekalian makan malam. Secara udah agak kemaleman, udah banyak restoran seafood yang tutup. Jadilah kita makan ikan bakar dan sayur santan di sebuah restoran di pinggir jalan yang gak terlalu penting. Setelah makan malam kita lanjut ke Raja Durian, restoran duren gitu. Kita beli 3 duren seharga Rp50.000,-


(makan durian di Raja Durian)


Selanjutnya sekitar jam 22.30 kita kembali ke hotel. Lukman anteng aja di hotel sambil nonton tv kabel, gw jalan-jalan sendirian di pantai losari sambil menikmati orang yang masih rame banget plus tukang obat jualan di pinggir jalan. Gw jalan-jalan sendirian sampe sekitar jam 00.30.



(lanjut ke postingan berikut)