Praise the Lord


April 29th, 2010

Is going to be one of the most memorable day in my history. Thank you Allah, thank you for this miracle..
Alhamdulillah..

Keep Left

Halo, pasti semua orang sudah pernah dengar yang namanya eskalator ya? atau bahkan eskalator sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita di kantor dan berbagai gedung multi lantai.

Banyak orang (tepatnya orang dari negara berkembang) masih belum memahami satu etiket sederhana dalam menggunakan eskalator, khususnya eskalator di tempat-tempat strategis seperti stasiun, bandara, kantor, dll. Etiket tersebut adalah untuk tetap berdiri di sisi kiri eskalator.


Kenapa kita harus berdiri di sisi kiri alias "keep left"? karena dengan berdiri di sisi kiri, kita bisa memberikan kesempatan untuk orang yang ingin berjalan di sisi kanan eskalator untuk mendahului kita, misal karena terburu-buru. Ingat, dilarang mendahului dari sebelah kiri, ribet juga kan kalo harus mendahului zig-zag sambil ngedrift, hehehe..

Coba bayangkan ketika anda baru masuk stasiun sudirman, anda belum beli tiket, tiba-tiba ada pengumuman kalau kereta anda sudah masuk alias tersedia di peron keberangkatan. Ketika anda terburu-buru membeli tiket dan akan turun ke peron keberangkatan dengan menggunakan eskalator, tiba-tiba ada pasangan yang dengan kurang tau dirinya berdiri bersebelahan di eskalator, dan tiba-tiba kereta anda keburu berangkat karena anda tidak bisa mendahului si pasangan tersebut. Gondok kan?

Makanya demi rasa saling menghormati kepentingan orang lain, ketika anda menggunakan eskalator: KEEP LEFT..

*mungkin untuk kasus mall atau hotel atau tempat-tempat hiburan dimana potensi orang untuk terburu-buru sangat rendah yaaaa... gak masalah lah berdiri berdampingan..

Reuni SD Papandayan 2 Bogor

Berawal dari diskusi di BBM grup, hari Sabtu, 23 April 2011 kemarin menjadi salah satu hari yang paling menyenangkan, karena gw bisa bertemu dengan temen-temen SD gw yang sudah terpisah selama 13 tahun. Akhirnya bertempat di Sagoo Resto Botani Square Bogor, kami kembali berjumpa.


Tidak terlalu banyak perubahan di muka, hanya ukuran tubuh dan suara yang berubah..


Dhani: Temen yang pertama gw kenal sewaktu gw pindah ke SD Papandayan 2 tahun 1995. Waktu itu rumah kita sempet deketan. Berangkat sekolah bareng, pulang juga bareng. Terakhir ketemu waktu lulus SMA, ketemu di kereta waktu gw lagi sibuk-sibuk OPK di UI.

Dhita: Dulu lumayan sering main bareng. Satu geng sama Shara dan Winny. Dari dulu sampe sekarang masih gak berubah, dengan setelan rambut sepunggung dan kulit putih. Terakhir ketemu pas lulusan SD.


Yandi: Setelah gw pindah ke Indraprasta tahun 1996, Yandi (dan Vidhan) adalah temen pulang gw kalau naik angkot 08. Lumayan sering main bareng. Terakhir ketemu pas lulusan SD.

Cici: Salah satu geng dari Radita, Puput, Cici, tipikal anak gaul pas SD. Lumayan sering main juga, dan sering berantem juga, hehehe.. Terakhir ketemu juga pas lulusan SD.


Faisal: Waktu SD agak beda peer. Tapi secara gw pernah tinggal di Bantarjati selama setahun, which is jadi tetangganya dia juga, otomatis juga jadi sering berangkat dan pulang sekolah bareng. Terakhir ketemu juga pas lulusan SD.


Untung: Sama seperti Faisal, lumayan deket karena gw pernah tinggal di Bantarjati. Dia juga pernah main ke rumah gw yang di Indraprasta. Yang gw gak bisa lupa dari seorang Untung adalah kepolosan dan keceplosannya. "Euh.. Jelema..!!" hahaha.. kata-kata itu kemarin muncul lagi. Gw juga terkhir ketemu Untung waktu lulusan SD.


Imam (dan ceweknya): Nah ini dia sohib gw. Temen sebangku gw. Imam pindah ke SD Papandayan 2 waktu kelas 5 setelah ibunya wafat. Mukanya gak berubah, cuma badannya udah kayak balon sekarang. Dulu sering banget pulang bareng jalan kaki. Terakhir ketemu pas SMA, gw pernah lewat di depan SMA dia (MAN 2 Bogor) dan papasan.


Destri: Si tomboy yang sekarang udah beranak. Rumahnya di Palayu. Dulu salah satu squad angkot 08 yang sering bareng sama Devia juga. Terakhir ketemu pas lulusan SD.

Sebenernya ada lagi Ega, Egi, Shara, dan Winny yang gak sempet kefoto. Si kembar Ega dan Egi juga adalah sohib gw. Egi duduk sebangku sama gw dan Ega sebangku sama Imam pas kelas 6. rumah mereka juga deket sama rumah gw yang di Indraprasta, jadi sering banget pulang bareng. Terakhir ketemu mereka juga pas lulusan SD.

Rencana berikutnya adalah cucurakan sebelum puasa tanggal 24 Juli 2011 mendatang. Semoga yang datang bisa lebih banyak lagi. Amin.

Lomography

Pernah dengar LOMO? kalau anda penyuka seni fotografi pasti tidak asing lagi mendengar kata tersebut. LOMO sendiri merupakan singkatan dari Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Penggabungan Mekanis Optik Leningrad). Nama tersebut merupakan sebuah pabrik lensa yang berada di St. Petersburg, Rusia. Pabrik tersebut memproduksi lensa untuk alat-alat kesehatan seperti lensa mikroskop, alat-alat persenjataan, dan lensa kamera.

Kamera LOMO


Kamera lomografi masih menggunakan film gulung sehingga disebut sebagai fotografi analog sedangkan fotografi modern sudah menggunakan teknologi digital dalam pengambilan gambar maupun pengolahannya.


Hasil gambar kamera LOMO


Gw belum punya kamera Lomo, tapi gw menyukai hasil-hasil dari kamera Lomo. Artistik dan unik. Seringkali bikin penasaran seperti apakah hasilnya nanti. Tapi beberapa kali pula hasilnya belum seperti yang dibayangkan, karena objek utamanya tidak tertangkap, buram, dll.

Berangkat dari pengalaman tersebut, yang agak gw bingungkan adalah: kenapa untuk menghasilkan satu efek gambar, kita harus sedikit repot untuk membeli satu kamera ya? Bukankah sekarang sudah ada software photo editing semacem Adobe Photoshop dll.

Sampai saat ini gw masih berpikir kalau kamera digital biasa lebih optimal, karena selain bisa mengabadikan momen dengan menghasilkan gambar asli, kita juga masih bisa me-retouch gambar tersebut dengan efek yang kita suka dengan photoshop. Tidak seperti kalau kita menggunakan kamera Lomo, yang mana foto hasilnya tidak bisa di-restore ke gambar normalnya. CMIIW.

Tapi kalau dilihat dari kacamata seni, Lomo memang patut mendapatkan tempat di mata peminatnya.


Sumber: wikipedia

(again) Singapore and Kuala Lumpur Part 4

Delapan bulan yang lalu kami membeli tiket AirAsia seharga IDR10.000, and now, here we are..


Di depan gerbang Singapore Botanic Garden


Papa dan Mama makan es potong di belakang Fullerton Hotel


Lagi ada pameran Merlion Hotel, jadinya si merlion tak terlihat


Grassland Bus, rute Singapura ke Kuala Lumpur


Traders Hotel by Shangri-La, difoto dari pintu belakang Suriah KLCC


Room 2003: Deluxe Twin Tower View


Pemandangan dari kamar hotel, Sempurna..!!!


Hop-on Hop-off Bus


Perayaan Orang India di Pasar Seni, Kuala Lumpur


Gerbang Istana Sultan Malaysia


National Mosque of Malaysia


Merdeka Square


Kuala Lumpur International Airport, bersiap bertolak ke Jakarta


KLM KL809, Boeing 777-300, tujuan Jakarta

(again) Singapore and Kuala Lumpur Part 3

Minggu, 17 April 2011
Minggu pagi kita bangun kesiangan, baru shalat subuh sekitar pukul 07.00. Selesai shalat, gw langsung berenang di pool lantai 33, dengan pemandangan twin tower dan ada jacuzzy nya. oh indahnya hidup deh.

Habis berenang dan mandi gw naik buggy shuttle dari Traders hotel ke Suriah KLCC untuk kembali beli family breakfastnya McD untuk dimakan di kamar hotel.

Setelah makan, kita balik lagi ke Cold Storage untuk beli sisa oleh-oleh yang belum terbeli. Lalu kembali ke hotel, check-out, lanjut ke stasiun LRT KLCC menuju KL sentral untuk lanjut ke KLIA.

Sampe KL sentral pukul 13.30. Disini kita sempet beli dua paket KFC take away seharga kurang dari RM9 untuk dimakan di KLIA nanti.

Kita berencana untuk naik KLIA express jam 13.40. KLIA express adalah kereta yang menghubungkan KL sentral dan KLIA yang berjarak sekitar 70km dengan waktu tempuh hanya 20 menit. Implikasinya satu orang harus bayar RM 38. Worth it untuk orang yang tidak punya banyak tenaga dan waktu, tapi punya anggaran yang cukup, hehehehe..

Sampe KLIA jam 14.00, kita makan siang bentar, terus langsung menuju counter check-in (yang juga harus self check-in dan drop luggage). Setelah check-in dan drop luggage, kita cari mushala untuk shalat zuhur dan ashar, lalu langsung menuju imigrasi, dan ruang tunggu (setelah ada insiden perbedaan persepsi antara "gate open" dan "ready for boarding"). Dan disini, lagi-lagi oh lagi-lagi kakak gw kebagian barisan imigrasi yang lama banget, bahkan bokap gw yang pindah barisan aja lebih cepet selesainya, hahahaha..

Pesawat yang kita naikin adalah KLM dengan rute Amsterdam-Jakarta yang transit di Kuala Lumpur. Ruang tunggu untuk pesawat ini ada di sattelite terminal yang harus dicapai dengan naik Aerotrain. Tipe pesawat yang digunakan adalah Boeing 777-300, sehingga kita berempat bisa duduk berempat di satu barisan di tengah. Total empat tiket KL-Jakarta adalah sekitar RM1.000,-

Sekitar pukul 15.30 pesawat boarding. Makan siang yang disajikan adalah salad, bihun dengan steak ayam, dan kue coklat. Ditemani dengan pilihan jus dan minuman hangat. Selama penerbangan juga kita ditemani dengan personal entertainment system dimana gw bisa bermain game, belajar bahasa, nonton tv, bahkan berkirim email. Jauh lebih worth it dibanding naik air asia, hehehe..

Mendarat di Soekarno Hatta sekitar pukul 17.30WIB. Seperti biasa dengan barisan imigrasi yang cuma beberapa biji, gw harus antri cukup lama sampai dapet cap arrived-nya soekarno hatta. Naas belum berhenti sampai disini. Secara pesawat yang gw naikin empat kali lebih besar daripada pesawat domestik biasa, penumpangnya juga empat kali lebih banyak, dan otomatis bagasinya juga emapt kali lebih banyak. Walhasil gw harus nunggu sekitar satu jam untuk dapet bagasi gw. Capedeh..

Setelah dapet bagasi, kita shalat magrib di mushala, cari taksi, pulang deh.. bersiap menghadapi kenyataan pahit kalau besoknya adalah: SENIN..!!!


Bersambung ke Photo Gallery

(again) Singapore and Kuala Lumpur Part 2

Sabtu, 16 April 2011
Perjalanan ke Kuala Lumpur dengan bus tidak segitu menariknya, karena hanya melewati jalan tol biasa. Tiba di Berjaya Timesquare Kuala Lumpur sekitar pukul 04.00 dini hari. Kita terpaksa nunggu di pelataran Berjaya Square sambil ditemani teh dan hot chocolate yang dibeli di 7eleven sambil nunggu matahari terbit dan monorail beroperasi.

Pukul 05.30 kita mulai bergerak mencari masjid untuk shalat subuh di sekitar bukit bintang tersebut. Tapi apa daya, di negara yang bersyariatkan islam ini sungguh sulit untuk menemukan masjid. Jauh lebih mudah di Jakarta. Akhirnya kita memutuskan untuk shalat di mushala KL sentral aja. Jadinya kita kembali ke stasiun monorail Imbi (yang ada tepat diatas Berjaya Timesquare) untuk naik monorail pertama pukul 06.00.

Sampai di stasiun monorail KL sentral ternyata juga tidak ada mushala. Ecape deh.. walhasil kita harus jalan sekitar 500 meter menuju masjid umum di kawasan Brickfield. Di masjid itupun, setelah jamaah shalat subuh, masjid tersebut di kunci dan dimatikan lampunya, tidak memberikan kesempatan bagi orang yang ketinggalan shalat berjamaah. Ecapedeh kuadrat.

Setelah shalat subuh sekitar pukul 07.00 kita menuju stasiun LRT di KL sentral untuk menuju KLCC karena hotel kita (Traders Hotel) adanya di KLCC. Traders hotel ini terletak di satu kompleks yang sama dengan petronas twin tower, bahkan mereka punya halaman belakang yang sama.

Sampai di KLCC sekitar pukul 07.30 kita langsung menuju hotel untuk check-in. Kamar yang kita pesen adalah deluxe room twin tower view seharga sekitar US$150 per malam. Pas gw masuk kamar dan gw buka tirai, gw langsung norak gila. Asli pemandangannya sumpah sempurna ditengah-tengah petronas twin tower. Hotel dengan interior dan pemandangan terbaik yang pernah gw datangi.

Sekitar jam 08.30 setelah check-in dan naro barang, kita mau naik ke skybridge twin tower. Tapi apa daya, jam 09.00 kita sampe, tiket untuk naik udah habis karena yang ngantri udah dari jam 06.30.. ecapedeh..

Gagal naik ke skbridge kita cari makan di Suriah KLCC, cari yang praktis: McD.. ecapedehdeh.. hahaha.. Lucunya disitu ada menu breakfast for family, dengan tiga minuman hangat, tiga burger, dua pancake, dan tiga hash brown seharga RM25. Sangat murah dan worth it menurut gw.

Selesai makan kita balik ke hotel untuk mandi. Setelah mandi dan berendem air panas, gw ketiduran disamping jendela sambil menghadap ke twin tower. Perfect.

Bangun tidur udah jam 12.00, kita langsung jalan ke KL hop-on hop-off bus stop di samping hotel mandarin (masih di kompleks yang sama). Bus ini adalah semacem bus pariwisata untuk umum yang memungkinkan penggunanya untuk keliling kota KL dan turun di pusat-pusat wisata selama 24 jam. Tarif yang dikenakan adalah seharga RM38 per orang per 24 jam. Sangat worth it untuk pelancong yang tidak mempunyai banyak tenaga dan banyak waktu, tapi punya anggaran yang leluasa, hehehe..

Tujuan pertama adalah makan siang di sebuah restoran arab yang sudah berkali-kali gw lewatin namun belum pernah gw coba. Tempatnya ada di pasar seni. Pas kita ngelewatin gerbang pasar seni, lagi ada festival orang india, dan dibagi-bagikan Teh Halia gratis, lumayan, hehehe..

Di restoran ini kita beli nasi prasmanan pake sotong dan kari lembu, martabak, bihun dan mie goreng ditemani teh tarik. Relatif murah dengan total belanja sekitar RM25.

Selanjutnya kita cari oleh-oleh di central market yang juga ada di pasar seni ini. Gw lagi-lagi beli hiasan twin tower dengan globe diatasnya seharga RM15.

Setelah beli oleh-oleh kita lanjut naik hop-on hop-off bus menuju national Mosque of Malaysia. Dalam perjalanan kita melewati istana sultan dan kita bisa foto-foto di gerbang depan istana tersebut.

Sampai Mosque of Malaysia sekitar pukul 16.30, sudah kelewatan shalat ashar berjamaah. Setelah shalat dan sambil menunggu nyokap shalat, gw jajan es semangka seharga RM1 di mobil toko di samping masjid. Yang jualan kakak-kakak dari medan. Gw pernah ngobrol sama dia waktu kunjungan terakhir ke KL sebelumnya.

Setelah selesai shalat, kita lanjut keliling-keliling KL tanpa turun bis. Cuma di dataran merdeka kita dikasih waktu untuk berfoto selama lima menit.

Pukul 19.00 kita turun bis dan belanja sedikit oleh-oleh di Cold Storage di Suriah KLCC. Setelah belanja kita jalan lagi ke arah MTC (malaysian tourist centre) karena disana lagi ada festival kementerian pariwisatanya. Disana kita beli berbagai makanan tradisional gitu, tapi rasanya gak karuan. Walhasil setelah kembali ke hotel, gw delivery beef burgernya McD deh, hahahaha..


Bersambung ke Part 3

(again) Singapore and Kuala Lumpur Part 1

Weekend kemarin gw berkesempatan untuk kembali mengunjungi negara tetangga Singapura dan (karena bokap gw belum pernah ke malaysia sebelumnya) KL untuk kesekian kalinya. Hal ini bermula dari iseng-iseng gw dan Rhita bulan Agustus 2010 yang dengan impulsifnya membeli tiket Airasia tujuan singapura yang lagi diskon, dengan harga IDR10.000,- per orangnya, nett.

Seperti biasa, supaya tidak lupa gw akan menuliskan travel log gw selama beberapa hari kemarin.

Kamis, 14 April 2010
Hari keberangkatan, tapi paginya gw masih harus ke kantor (LPEM) dulu untuk bikin daily market update. Ketika di kantor, gw pesen taksi untuk ke bandara, dijemput dari rumah jam 10. Tapi apa daya sampe jam 9.45 kerjaan gw masih belom kelar. Jam 9.55 akhirya gw cabut dari kantor, ngambil translate akta kelahiran dulu di LBI, ngeposin akta kelahiran untuk keperluan NZSA, langsung cari taksi untuk meluncur ke rumah.

Jam 10.30 gw sampe UI, ngambil motor di stasiun Pocin, langsung meluncur lagi ke rumah. Di saat yang sama keluarga gw udah naik taksi yang tadi gw pesen menuju margonda untuk nitipin si Euis di petshop langganan.

Oia, kenapa kita gak pake mobil sendiri aja ke bandara? lihat beberapa postingan sebelum ini, mobilnya masuk bengkel karena nabrak, hahahah..

Jam 11.00 gw ketemuan sama keluarga gw di halte gerbatama, langsung menuju Soekarno Hatta. Terpaksa muter lewat tanjung priok karena jalanan dalam kota udah super macet, terkena imbas dari jalan casablanca yang lagi ditutup.

Sampe Bandara jam 13.30, langsung check-in. Ternyata kalau naik airasia, kita harus self check-in, tidak melalui mbak2 di counter. Setelah check-in baru deh kita drop bagasi di counter.

Selesai check-in kita langsung ke mushala untuk shalat zuhur dan ashar. Secara nyokap gw shalatnya seabad, walhasil pas selesai shalat, gate keberangkatan kita sudah dibuka. Jadinya kita cuma sempet makan satu croissant yang dibeli di dunkin donut. Ketika melewati pos imigrasi, gw, bokap, dan nyokap udah selesai dari kapan tau. Tapi kakak gw lagi sial, dia kebagian barusan yang majunya luamaaaaa banget.

Pesawat delay sekitar 20 menit, jam 14.45 baru bisa take-off. Penerbangan cukup lancar dengan beberapa kali turbulensi. Tapi pesawat (dan beberapa pesawat lainnya) terpaksa harus muter-muter dulu beberapa kali karena cuaca di Changi lagi sangat buruk sehingga gak memungkinkan untuk pendaratan.

Jam 17.30 mendarat di terminal 1 Changi, langsung tuker uang, lanjut menuju stasiun MRT di terminal 2 setelah membeli 2-days pass Singapore Tourist Pass (STP) masing-masing S$26 (dengan refund S$10). Naik MRT turun di Eunos untuk kemudian menuju Hotel 81 Classic di kawasan Joo Chiat. Hotel sederhana, cuma bintang 2.

Hotel ini dipesan dadakan karena satu dan lain hal. Intinya bookingan kurang dari 12 jam bahkan. Nah ternyata bookingannya pun bermasalah. Yang tadinya kita pesan family room, entah kenapa kamar tersebut sudah ada isinya, terpaksa kita check-in untuk dua kamar deluxe biasa, yang jatohnya lebih mahal dengan total 2 kamar untuk satu malam S$178.

Selesai check-in, kita cari makan. Gw pengen ngajak makan bokap nyokap di food hawker di daerah newton. Gw pernah diajak makan disana sama si taufik sebelumnya. Tapi ternyata gw lupa jalannya. Begitu sampe stasiun Newton, gw celingak celinguk kebingungan mau kemana. hehehe.. Akhirnya karena udah terlalu laper kita memutuskan kembali ke Orchard dan makan di McD lucky plaza. Standar banget dah.

Setelah makan sekitar jam 20.00 kita mau keliling singapur sambil istirahat. Kita naik bis double decker tanpa tau tujuan mau kemana. Gak perlu takut bayar, karena kita udah beli STP tadi.

Sampe sekitar hotel udah sekitar jam 23.30, ada semacem food court juga ternyata disana. Kita mampir dulu untuk beli Teh Halia (semacem teh jahe seharga S$1) dan Ice Longan (seharga S$1,2). Setelah itu kita langsung pulang ke hotel untuk istirahat.


Jumat 15 April 2011
Pagi ini rencananya mau jalan-jalan di Singapore Botanic Garden karena tidak satu pun dari kita berempat pernah kesini. Dari hotel naik bis no. 7 dengan perjalanan sekitar 30 menit. Sampai botanic garden sekitar pukul 08.00 dan keliling-keliling sekitar 2 jam.

Setelah itu lanjut menuju Golden Mile Complex untuk beli tiket bus ke Kuala Lumpur nanti malam. Kenapa kita gak naik pesawat aja? karena bokap nyokap gw pengen ngerasain naik bis antar negara dan pengen ngerasain ngelintasin border darat. hahahaha.. padahal lebih murah naik pesawat. Kita beli 4 tiket bus Grassland keberangkatan pukul 22.15 seharga S$30 per orang.

Setelah beli tiket bus, kita menuju Arab street untuk cari makan. Disana kita makan di restoran arab dan gw makan nasi biryani. Total makan disana sekitar S$20. Relatif murah untuk itungan makan berempat. Setelah makan pukul 12.00 gw dan kakak gw iseng-iseng survey oleh-oleh ke Bugis street market sekalian nunggu shalat jumat di masjid sultan.

Shalat jumat jam 13.20 dan baru selesai sekitar jam 14.30. Kita jalan kembali menuju Bugis Street Market untuk beli souvenir. Gw beli merlion kecil dengan globe diatasnya seharga S$4 lengkap dengan berbagai jus seharga S$1 per gelas.

Setelah selesai belanja, kita jalan ke merlion park. Belum pas rasanya kalau ke singapur tanpa foto dengan mbak merlion ini. Padahal gw udah berkali-kali foto disitu, hahaha..

Ternyata ada rute yang lebih enak kalau mau ke merlion park. Kalau dulu gw selalu turun di stasiun City hall dan jalan ke arah Raffles Drive, sekarang lebih dekat kalau kita turun di stasiun Raffles Place, ikutin exit yang menuju merlion park, jalan menyusuri kanal dibelakang Fullerton Hotel (ada es potong lho disini), tinggal nyebrang dan ketemulah si merlion park.

Lucunya pas kita sampe merlion park, disana lagi ada exhibition dimana si merlion dikurung dengan bangunan semi permanen yang dinamakan "Merlion Hotel".

Setelah dari merlion park, kita jalan ke Vivo City karena bokap nyokap gw belum pernah ngeliat skypark di mall ini.

Dari Vivo City sekitar jam 17.00 kita naik bis no. 10, rencananya mau balik ke hotel untuk ngambil barang untuk berangkat ke KL. Tapi sialnya kita nyasar, jadinya malah sampai ke kampungnya Singapura di kawasan barat yang bernama Pasir Panjang.

Walhasil setelah bertanya kesana kemari, sampailah kita di stasiun MRT terdekat yaitu Clementi. Asli belom pernah gw menapaki stasiun di kampung kayak gini, hahaha..

Perjalanan dari Clementi ke Eunos sekitar 40 menit. Sampai di Eunos Sekitar jam 19.30. Langsung ambil barang, dan gw sendirian kembali ke stasiun Bugis untuk ngerefund STP sedangkan keluarga gw nunggu di stasiun Paya Lebar (interchange circle line menuju tempat bis berada). Di stasiun Eunos tadi nyokap gw beli makan malam untuk dimakan sebelum naik bis nanti. Ada dua porsi nasi goreng dan satu kwetiaw seharga cuma sekitar S$9.

Sampai terminal bis di Golden Mile Complex sekitar jam 21.30. Setelah check-in kita shalat magrib dan isya di masjid Fatimah, tepat diseberang Golden Mile Complex tersebut. Selesai shalat kita makan makanan yang dibungkus tadi. Selesai makan kita langsung boarding ke bis. Tidak lama bis langsung berangkat ontime pukul 22.15. Bisnya sama seperti bis yang dulu gw naikin dari KL ke Thailand, super nyaman dan mewah.

Perjalanan ke perbatasan Singapura cuma sekitar 50 menit, jam 23.00an kita harus turun untuk melewati imigrasi Singapura. Lagi-lagi kakak gw kebagian barisan imigrasi yang luamaaaa banget. Setelah selesai imigrasi Singapura, kita naik lagi ke bis untuk melintasi jembatan yang menghubungkan pulau Singapura dan semenanjung Malaysia. Oke, ini pertama kalinya gw melakukan pengalaman ini. Biasanya selalu pake pesawat. Setelah melewati jembatan tersebut, kita kembali harus turun dan membawa seluruh barang bawaan di imigrasi Malaysia. Dan lagi-lagi oh lagi-lagi: kakak gw kebagian barisan yang lamaaaa banget. Dapet mangkuk cantik deh dia.


Bersambung ke part 2

Tombol Enter


Dulu, jamannya masih pake YM, gw tipe orang yang suka cukup sering menekan tombol enter, dalam arti, setiap kalimat dasar (SPOK) gw langsung kirim, disambung dengan kalimat berikutnya, dan seterusnya. Atau bahkan untuk kirim satu smiley atau "hahahahaha" gw juga suka dalam pengiriman yang berbeda.

Tapi seiring memakai BBM, gw mulai ngerasa terganggu kalau chatting sama orang yang sering banget ngirim kata per kata, alias teken enter kebanyakan, yang berimplikasi pada BB gw yang bergetar/berbunyi semakin sering.

Alangkah baiknya kalau kita merancang dulu kata-kata yang akan kita ketik, lalu sedikit digabungkan, baru dikirim.

Contohnya, alih-alih seperti ini:
Eh cuy
(enter)
Lu lagi sibuk gak?
(enter)
Tar malem ngumpul2 yok sama anak2..
(enter)
Kan lu ulang tahun hari ini..
(enter)
hehehehe..
(enter)

Pada kasus diatas, BB si lawan bicara akan bergetar sebanyak lima kali. Untuk kenyamanan bersama, mungkin lebih baik percakapannya diefektifkan menjadi sebagai berikut:

Eh cuy, lu lagi sibuk gak? Tar malem ngumpul2 yok sama anak2, kan lu ulang tahun hari ini.. hehehehe..
(enter)

Dengan begitu BB si lawan bicara akan bergetar/berbunyi hanya sekali. Lebih nyaman kan?

Kendaraan Pribadi vs. Kendaraan Umum

Menurut saya, kendaraan pribadi sudah pasti menjadi penyebab utama kepadatan di jalan ibukota. Tapi sebenarnya penyebab utama kemacetan adalah ketidaksiplinan kendaraan umum yang suka ngetem sembarangan.

Kepadatan yang terjadi karena kendaraan pribadi biasanya cenderung terprediksi dan bergerak dengan teratur. Contohnya kemacetan yang terjadi di pertemuan tol dalam kota dan tol jagorawi di pagi hari. Memang penuh sesak, tapi pergerakannya teratur dan bisa diprediksi kira-kira berapa menit (jam) lagi kita bisa terbebas dari penumpukan kendaraan disana.

Macet gila

Tapi coba aja kalau kendaraan umum yang dengan seenaknya ngetem sembarangan, contoh di kawasan jatinegara, kampung melayu, flyover depok baru, dll dimana terjadi bottle necking jalan dan angkot dengan seenaknya ngetem disana. Pergerakan kendaraan relatif lebih berantakan dibandingkan kasus pada paragraf sebelumnya.

Angkot ngetem

Jadi isu yang pengen saya angkat disini adalah: mutlak pemerintah harus takeover segala bentuk yang namanya kendaraan umum menjadi milik pemerintah. Dalam arti seluruh pengemudinya harus digaji oleh pemerintah, alih-alih ngejar setoran. Hal ini IMHO cenderung berhasil untuk kasus bus transjakarta dimana jadwalnya relatif teratur dan jarang terjadi penumpukan bus trans di busway.

Bus Transjakarta

Poor Bumper

A couple of months ago, a motorcycle scratched my bumper.. Since I didn't have enough time to claim the insurance, I left it that way..


Early this evening, my daddy came home and told me that he hit a car near Depok 2 because an angkot in front of him suddenly stopped. And as you can see, the older scratch has been covered by the even-worse-scratch.. hehehe.. now it's definitely time to claim..



Expecting the Door that Leads Me to the Perfect Road



A friend of mine sent me a meaningful lyric when I was on the edge of losing faith.. Thanks mate.. Good luck and wish me luck..


"Maybe you're reason why all the doors are closed So you could open one that leads you to the perfect road"
(Katy Perry - Fireworks)

Legalisir Paspor

Halo, hari ini tanggal 11 April 2011 dan ini adalah deadline pengumpulan aplikasi beasiswa pemerintah New Zealand. Salah satu dokumen yang harus dilampirkan adalah legalisir paspor.


Gimanakah cara mendapatkan legalisir paspor? mudah saja, silahkan datang ke notaris terdekat. Untuk kasus gw, jasa notaris yang gw pake adalah Esther M. Sulaiman, S.H. yang beralamatkan di Menara Imperium, Rasuna Said. Pemilihan tersebut semata-mata karena tinggal nyebrang dikit dari kantor.

Biaya untuk SATU lembar legalisir adalah IDR100.000. Entah apakah itu mahal atau murah. Tapi untuk kantong gw, sih: MAHAAALLL...!!!
Tapi gapapa, yang penting ikhtiar, semoga dapet dan bisa berangkat S2 dengan beasiswa pertengahan tahun ini juga.

Berikut hasil legalisir paspor gw..



Tilang Elektronik

Ketika lagi baca koran di kereta tadi pagi, gw menemukan artikel yang sangat informatif dan bukti dari kurangnya sosialisasi. Artikel tersebut tentang tilang elektronik di kawasan perempatan Sarinah. Jadi bagi anda yang akan melewati kawasan tersebut, sebaiknya berpikir tiga kali untuk nekad melanggar aturan lalu lintas.





Berikut mekanisme tilang elektronik tersebut:
  1. Kamera pemantau menangkap gambar kendaraan yang melanggar marka jalan atau lampu merah
  2. Kamera mengambil foto plat nomor kendaraan
  3. pelanggar akan mendapat surat tilang beserta foto bukti
  4. Surat tilang dikirim ke alamat pelanggar
  5. Pelanggar wajib membayar denda dalam waktu tujuh hari setelah surat tilang diterima, jumlah denda sama dengan tilang biasa. Denda bisa dibayar di proses persidangan atau BRI

Jadi, mari kita lebih mematuhi peraturan lalu lintas demi kenyamanan dan keamanan bersama..




@muhammadhanri Menghilang

Bagi beberapa orang yang mengikuti @muhammadhanri, mungkin akhir-akhir ini mulai bingung kemana perginya akun itu. Apakah orangnya masih hidup atau nggak..

Well, memang sejak beberapa minggu yang lalu gw tiba-tiba merasa super malas rasanya untuk membuka dua aplikasi ini..

dan ini..
Walhasil aplikasi yang sering dipake hanyalah dua aplikasi ini..
dan ini



Oleh karena itu gw bisa menghemat penggunaan baterai si Odin..

Dan turut berkontribusi pada perang terhadap global warming..