Jumat, 17 Februari 2012
Jam 09.00 pagi kita udah siap masuk ke Grand Palace. Begitu
pintu gerbang dibuka, kita langsung ngacir ke loket tiket. Tarif untuk satu
orang adalah THB 450. Agak mahal memang, tapi kalau ke Bangkok nggak ke Grand
Palace tuh ibarat ke Jogja tapi nggak ke Keraton, ada yang kurang.
Isinya Grand Palace kurang lebih mirip dengan Royal
Palacenya Kamboja. Konsepnya juga sama, ada rumah raja dan ada berbagai temple
untuk tempat sembahyangnya yang penuh dengan lapisan emas.
Grand Palace Thailand
Sekitar jam 10.00 kita balik ke hotel untuk ganti baju, dan
jalan lagi ke Khaosan Road menuju travel agent tadi malam. Di travel agent
inilah kita akan dijemput untuk menuju Pattaya.
Sementara nunggu jemputan, kita juga sempet beli KFC untuk
makan siang. Gw beli bubur ayam dan paket burger seharga THB 98.
Jemputan dateng sekitar jam 11.00 berupa van. Van tersebut
mengantarkan kita bertiga ke terminal Saitai, untuk kemudian nyambung bis. Di
terminal ini gw sempet jajan milo dan air mineral di 7eleven seharga THB 20.
Perjalanan dari terminal Saitai ke Pattaya lumayan lama,
ditambah bisnya jalannya lelet banget. Sekitar jam 15.00 kita baru sampe di
terminal bis Pattaya. Di terminal bis ini ada petugas informasi yang baik
banget nyamperin turis untuk membantu kita.
Salah satu tujuan kita ke Pattaya adalah pengen nonton
cabaret, dan si petugas tersebut nyaranin kita untuk ke tourist information
centre yang ada di sebelah terminal.
Disitu kita mau pesen tiket Tiffany Show untuk sore jam
18.00. Tapi sayang sekali tiketnya udah habis. Mbak-mbaknya (semoga dia memang
terlahir sebagai perempuan) nyaranin nonton Alcazar Show aja, sama-sama cabaret,
cuma Alcazar ini pemain baru, nggak kayak Tiffany yang sudah lama ada.
Perbedaan lainnya adalah pemain di Tiffany adalah pemenang lady boy contest,
jadi lebih cantik-cantik dibanding Alcazar. Tapi tetep aja cowo ye cyin.. cus..
Akhirnya kita beli tiket yang Alcazar untuk pertunjukan jam
18.00 seharta THB 600 per orang.
Selanjutnya kita naik shuttle dari terminal menuju pantai
Pattaya, bentuknya semacem omprengan di Pasar Minggu ke Depok gitu deh.
Tarifnya THB 20 per orang.
Sampe pantai sekitar jam 16.00, kita makan KFC yang tadi
siang dibeli di Bangkok, dan foto-foto di pantainya. Pantai Pattaya lumayan
bersih, meskipun nggak sebesar Kuta dan pasirnya nggak sebagus Pantai Patong di
Phuket. Tapi feel liburan sungguh terasa di pantai ini. Suatu saat gw pasti
balik lagi untuk liburan disini.
Pattaya Beach
Setelah main di pantai kita jalan ke Hard Rock Café Pattaya.
Wajib banget untuk foto di depan tulisannya. Di sini gw juga beli gelas kecil
bertuliskan Hard Rock Café Pattaya di merchandise shopnya seharga THB 250.
Hard Rock Cafe Pattaya
Ada kejadian lucu pas beli gelas kecil itu, pas gw mau nanya
ke mbak-mbaknya harga gelas tersebut, si mbak menjawab dengan suara parau.
Awalnya gw pengen ngegodain: “flu ya mbak?”, tapi pas gw melihat wujud asli si
mbak itu dengan seksama: TRANSGENDER..!! okay, just pay and leave at once
then.. byebye..
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, kita jalan menuju jalan
Sol 4 dimana gedung Alcazar Show berada. Kita sempet mampir ke salah satu mall
yang ada disana untuk beli Blizzard, seperti biasa. Blizzard green tea hanya
seharga THB 25, sepertiga harga di Jakarta.
Setelah makan Blizzard kita langsung menuju gedung Alzacar
Show, tuker kuitansi jadi tiket, ngambil free drink, dan masuk ke ruang
pertunjukan. Tempat duduk kita sungguh bagus, tepat di tengah. Dan di depan
kita ada seorang ibu dan dua anak ABGnya yang lagi ngambek. Iya, mereka orang Indonesia
dan ibunya mirip si Phia temen kampus gw. Hal tersebut diaminin juga oleh Mete.
Pertunjukannya keren, banyak yang cantik-cantik dan seksi
parah meskipun sebagian besar dari mereka adalah COWOK. Kagak napsu juga sih
jadinya -____-“
Alcazar Show
Setelah pertunjukan berakhir, seluruh lady boy itu keluar ke
lapangan parkir dan para penonton bisa foto bareng dengan membayar THB 40.
Terlihatnya sih cewek banget dengan dandanan super menor dan baju yang cuma
nutupin bagian-bagian penting, tapi pas ngomong: “Mister-mister, kem hir, tek a
voto” dengan suara COWOK.. oh takuuttt..
Lady Boy, Sekali foto bareng THB 40
Setelah dari Alcazar, kita bertiga sempet duduk dengan manis
di Pizza Hut untuk makan malem. Tapi batal karena ternyata ada menu pork.
Jadilah kita keluar lagi. Akhirnya kita makan di restoran arab di seberang
Pizza Hut. Gw pesen Tom Yum Gung dengan steam rice seharga THB 195.
Untuk kembali ke terminal bis Pattaya, kita harus nyewa
omprengan yang tadi seharga THB 100, nggak bisa bayar per orang. Sampe di
terminal bis udah jam 21.00. Bis ke Bangkok cuma tersisa yang tujuan terminal
Ekkamai keberangkatan jam 21.40 seharga THB 113.
Kita sempet nanya ke supir bisnya kira-kira bisa turun di
deket Khaosan Road gak. Tapi kita menyerah karena si supir sama sekali nggak
bisa bahasa inggris dan nggak bisa baca huruf latin juga. Pokoknya mencoba
sedekat mungkin ke Bangkok aja.
Begitu mulai memasuki Bangkok, gw ngeliat ada stasiun kereta
Shukumvit. Langsunglah kita turun disana. Setelah ngebaca rute kereta, kita
naik kereta tujuan National Stadium seharga THB 40, nyambung taksi ke hotel THB
25.
Sampe hotel udah lewat jam 23.00, langsung istirahat.
Sabtu, 18 Februari 2012
Jam 07.00 pagi gw udah check-out dan nitip tas ke
resepsionis. Setelah itu kita bertiga langsung meluncur ke Chatuncak Market
dengan menggunakan taksi dengan tarif THB 75.
Chatuncak Market adalah pasar terbesar di Asia Tenggara yang
hanya buka pas weekend. Segala macem barang ada, mulai dari makanan, baju,
souvenir, perhiasan, sampe binatang juga ada.
Chatuncak Market
Sebagai pembuka, gw beli masala bread yang diclaim halal
sama penjualnya seharga THB 3. Lanjut gw beli gantungan kunci dan tempelan
kulkas sebagai oleh-oleh massal seharga THB 75, tusuk gigi bertuliskan Bangkok
seharga THB 100, Piring hiasain seharga THB 100, buah-buahan keramik ukuran mikro
seharga THB 50.
Jam 10.00 kita break sebentar untuk beli milk green tea yang
enak banget seharga THB20. Setelah minum, Mete dan Neneng kembali ke hotel
untuk menuju bandara. Mereka akan berangkat ke Kuala Lumpur menggunakan pesawat
sore, sedangkan gw juga akan transit ke Kuala Lumpur dengan pesawat malam.
Disinilah akhirnya kita bertiga berpisah.
Milk Green Tea
Setelah pisah, alih-alih pulang, gw malah lanjut belanja
sampe-sampe gw harus nukerin sisa US Dollar ke THB karena kehabisan Baht. Gw
beli dasi buat bokap dan ipar dan bros gajah-gajahan buat kakak dan nyokap.
Setelah selesai belanja, sekitar jam 11.30 gw menuju stasiun
kereta Chatuncak Market untuk naik kereta secara random. Gw pilih untuk turun
di stasiun Lumpini karena di dekat stasiun itu ada taman random juga. Tarif
kereta THB 40.
Keluar stasiun Lumpini, gw foto-foto di patung yang ada di
depan Lumpini park, lalu masuk ke Lumpini park dan jalan-jalan random di dalem
taman tersebut. Ada yang lagi latihan tai chi juga di dalem taman itu.
Dari taman lanjut gw ke daerah Shukumvhit, jalan kaki
sekitar 5 menit dari Lumpini park. Sampe Shukumvit udah jam 12.30, dan
satu-satunya yang gw bisa makan adalah KFC. Sempurna sudah gw tiap hari makan
KFC sejak keberangkatan. Gw beli paket ayam seharga THB 59.
Abis makan gw jalan kaki kearah Chulalongkorn Univeristy
yang dapat ditempuh jalan kaki kurang lebih 30 menit. Agak jauh sih, tapi
sekalian liat-liat dan menghabiskan waktu menjelang ke bandara. Sedikit
foto-foto didepan plang universitas tersebut.
Dari Chulalongkorn Univeristy, gw lanjut ke stasiun kereta
untuk kembali menuju hotel. Transit di national stadium, lanjut naik taksi,
sampailah kembali gw di hotel sekitar jam 15.45. Sebelumnya gw juga udah
booking shuttle dari hotel ke bandara seharga THB 150 untuk keberangkatan jam
16.00
Selagi nunggu shuttle, gw baca Koran berbahasa inggris yang
ada di lobby dan ternyata pada hari selasa, atau 4 hari sebelumnya, di daerah
Shukumvit yang tadi gw kunjungi ada ledakan bom. Untung pada saat bom itu
meledak, gw masih ada di Vietnam.
Jam 16.00 lewat dikit shuttlenya datang. Lagi-lagi Toyota
commuter, favoritnya orang Thai. Di dalem udah ada 5 orang bule dan satu orang
Jepang. Perjalanan sekitar satu jam dan sampailah gw di Suvarnabhumi
International Airport jam 17.00. Agak super kecepetan secara pesawat gw ke
Kuala Lumpur adalah jam 20.40.
Suvarnabhumi International Airport
Akhirnya gw dengan isengnya pengen nyobain kereta khusus
bandara. Dari lantai 4 yang khusus untuk keberangkatan, gw turun ke basement
dimana stasiun kereta berada.
Dengan isengnya gw beli tiket ke stasiun Ban Thap Chang yang
berjarak dua stasiun dari Suvarnabhumi Airport dengan harga THB 25. Sesampainya
di Ban Thap Chang, gw keluar bentar, foto-foto, balik lagi ke bandara dengan
kereta yang sama. At least been there done that lah. Dan cukup efektif
menghabiskan waktu. Gw pun mencapai kesimpulan kalau lain kali mau ke bandara,
jangan naik shuttle, naik kereta aja karena jauh lebih predictable dan murah.
Sesampainya di Bandara udah sekitar jam 19.00, gw langsung
shalat magrib dan isya di mushala yang ada di lantai 2. Lanjut gw langsung ke
pintu imigrasi karena gw juga memanfaatkan fasilitas online check-in airasia.
Sangat menghemat waktu dibandingkan manual check-in biasa.
Antrian imigrasi lumayan panjang, gw ngantri sekitar 20
menit. Setelah melewati imigrasi, kita harus ngelewati hand baggage scanner,
termasuk belt harus dilepas dan dimasukin ke x-ray scanner.
Pada saat yang sama gw masih megang uang sebanyak THB 55
dalam bentuk recehan, yang sudah pasti nggak akan bisa dituker jadi rupiah
nantinya. Oleh karena itu, gw muter-muter di took-toko yang ada di ruang tunggu
dan akhirnya gw mendapatkan kombinasi kacang garing seharga THB 25 dan air
mineral seharga THB 30, sehingga tepat habislah Baht gw.. bangga..
Sekitar jam 20.20 pesawat boarding dan take-off tepat waktu
jam 20.40. Orang disebelah gw waktu itu mirip banget sama Keanu Reeves, ampir
gw minta foto bareng, hahaha.. ternyata setelah ngintip sampul paspornya, dia
orang Kanada.
Setelah penerbangan sekitar 2 jam, pesawat mendarat di LCCT
KLIA di Kuala Lumpur pada pukul 23.30 waktu KL. Setelah melewati imigrasi, gw
yang belum sempat makan malam ini terpaksa menukarkan IDR 100.000 menjadi
sekitar MYR 33 untuk beli makan malam dan jajanan menjelang keberangkatan ke
Jakarta besok pagi jam 07.00.
Minggu, 19 Februari 2012
Jam 00.00 dini hari ini gw beli makan malam di McD, paket
burger seharga MYR 14,30. Awalnya gw pikir bakalan krik..krik.. nginep di LCCT
ini, ternyata salah besar. Hampir semua meja yang ada di McD penuh sama orang
yang nginep, alias udah selesai makan tapi nggak langsung pergi.
Selesai makan, gw pindah mangkal ke Starbucks. Seperti biasa
gw beli Hot Cappucino seharga MYR 10,5. Di starbucks nggak jauh beda dengan
McD, hampir semua kursi penuh sama orang yang nginep, termasuk gw, hehehe. Gw
sempet kenalan sama mbak-mbak dari Connecticut, AS namanya Jane. Kenalannya
berawal dari dia yang duduk di meja sebrang gw minta dijagain tasnya selagi dia
ke wc. Terus gw juga minta jagain tas gw juga ke dia pas gw mau ke wc. Ngobrol-ngobrol
dikit, dia mau ke Sibu, disana dia mau nulis buku. Tapi sekitar jam 04.00 dia
pergi duluan dari starbucks. Selama di starbucks untungnya ada wifi gratis,
jadi gw bisa internetan pake hp.
Mbak Jane dan Beberapa Penginap Gratis di Starbucks LCCT
Jam 05.00 gw mulai bergerak menuju international departure
hall. Berhubung juga gw udah check-in online, gw bisa langsung ke pintu
imigrasi. Sampe ruang tunggu gw beli minuman kaleng untuk ngabisin ringgit.
Sekitar jam 06.30 pesawat boarding dan take-off tepat waktu
jam 07.00 waktu KL. Setelah sekitar 2 jam penerbangan, jam 08.00 WIB pesawat
mendarat di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Ini pertama kalinya gw
menjejakkan kaki di terminal 3. Ternyata ada pintu imigrasinya juga meskipun
cuma ada 2 loket.
Setelah terbebas dari imigrasi, gw langsung naik
damri ke pasar minggu, nyambung taksi dan sampe di rumah jam 10.30. Dan harus
menerima kenyataan kalau besokannya adalah hari Senin. Hiks.